Peluang News, Jakarta – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendesak agar para aparat tidak menggunakan kekerasan saat melakukan keamanan pada aksi demonstrasi yang digelar di seluruh Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komnas HAM, Atnike Nova Sigiro mengingat maraknya tindakan kekerasan yang terjadi di berbagai daerah di tanah air
Bahkan, dalam proses pengamanan di Makasar dan Semarang, para aparat diketahui telah menggunakan gas air mata, melakukan penangkapan terhadap peserta aksi, dan diduga melakukan sweeping hingga masuk ke dalam area pusat perbelanjaan.
“Penggunaan kekuatan berlebih dan/atau kekerasan dalam menangani aksi demonstrasi berisiko melanggar HAM, khususnya dalam hal ini pelanggaran terhadap hak atas kebebasan berkumpul secara danai serta hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dijamin konstitusi dan UU HAM,” ujar Atnike dalam keterangan resminya, Selasa (27/8/2024).
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa Komnas HAM mendesak aparat keamanan untuk tidak menggunakan tindakan kekerasan dalam menjaga keamanan dan didorong untuk menggunakan cara yang humanis.
“Secara tegas, Komnas HAM mendesak agar Kapolda Jawa Tengah dan Kapolda Sulawesi Selatan untuk melakukan evaluasi atas dugaan penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan dalam menangani dan membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa dan masyarakat umum,” kata Atnike.
“Kemudian, Komnas HAM juga mendesak aparat penegak hukum untuk memberikan hak atas akses bantuan hukum bagi peserta aksi yang ditangkap dan menghalangi warga untuk mendapatkan akses bantuan hukum berisiko melanggar HAM,” sambungnya.
Tak hanya itu, lanjut Atnike, pihaknya juga mendorong agar semua pihak untuk menggunakan hak asasinya untuk berkumpul dan berpendapat secara bertanggung jawab dan menjaga agar situasi keamanan tetap kondusif.
Sebab, hal ini bertujuan untuk dapat terus merawat ruang demokrasi bangsa, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang.
