Peluang News, Jakarta — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan kinerja industri perhiasan Indonesia sebagai sektor bernilai tambah tinggi dan berdaya saing global.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menegaskan bahwa industri perhiasan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
“Industri perhiasan berkontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekspor, serta pengembangan budaya dan kearifan lokal. Sektor ini memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global,” ujar Reni dalam keterangan persnya, yang dikutip Jumat (7/3/2025).
Berdasarkan data Kemenperin, nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia pada Desember 2024 mencapai USD 435 juta, meningkat 17,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif, ekspor perhiasan sepanjang tahun 2024 tercatat mencapai USD 5,5 miliar.
“Kami optimis ekspor industri perhiasan akan terus meningkat pada 2025, seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian global,” tambahnya.
Transformasi Industri Perhiasan
Reni Yanita menjelaskan bahwa industri perhiasan tengah mengalami transformasi besar seiring perubahan gaya hidup, kemajuan teknologi, dan tren pasar global. Perhiasan kini tidak lagi sekadar aksesori, tetapi juga mencerminkan nilai budaya, keberlanjutan, dan modernitas.
Salah satu tren yang berkembang dalam industri ini adalah penggunaan desain minimalis dan teknologi canggih seperti 3D printing. Teknologi ini memungkinkan produsen menciptakan perhiasan dengan tampilan mewah namun berbobot lebih ringan, sekaligus memberikan opsi personalisasi sesuai selera dan kebutuhan konsumen, khususnya generasi muda.
“Perhiasan kini menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari, bukan sekadar digunakan dalam acara perayaan tertentu. Oleh karena itu, desain perhiasan terus berkembang mengikuti permintaan pasar yang semakin mengarah pada desain minimalis, fungsional, dan elegan,” pungkasnya. (Ratih)
