
PeluangNews, Jakarta – Produksi padi nasional sepanjang tahun 2025 diperkirakan meningkat signifikan, seiring upaya pemerintah dan petani dalam mendorong ketahanan pangan. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan total produksi mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 13,55 persen dibanding capaian 2024 sebesar 53,16 juta ton. Peningkatan ini ditopang oleh bertambahnya luas panen yang mencapai 12,98 persen dan kondisi cuaca yang relatif mendukung di sebagian besar sentra produksi.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa kenaikan produksi sejalan dengan bertambahnya luas panen di hampir seluruh wilayah utama. Pada September 2025, luas panen padi tercatat 1,13 juta hektare atau naik 10,14 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, potensi luas panen sepanjang Januari hingga Desember 2025 diperkirakan mencapai 11,35 juta hektare, meningkat sekitar 12,98 persen dibanding 2024.
Luas panen terbesar terjadi pada subround I (Januari–April 2025), meningkat 25,82 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan aktivitas tanam petani yang lebih cepat dan meluas sejak awal tahun. Potensi produksi pada subround III (September–Desember 2025) diperkirakan mencapai 16,48 juta ton GKG, naik 8,70 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kondisi pertanaman yang cukup baik di banyak daerah serta minimnya gangguan akibat banjir, kekeringan, atau serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) turut mendukung kenaikan produksi. BPS menekankan bahwa angka potensi produksi masih dapat berubah tergantung kondisi lapangan hingga akhir Desember.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menilai keberhasilan peningkatan produksi padi merupakan hasil sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para petani. Penyediaan benih unggul, pompanisasi, hingga operasi pasar untuk stabilisasi harga menjadi langkah kunci agar petani sejahtera dan masyarakat memperoleh beras dengan harga terjangkau.
Dengan total produksi 60 juta ton GKG, 2025 menjadi periode produksi tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Menteri Amran menekankan bahwa tren positif ini memperkuat kemandirian pangan nasional dan posisi Indonesia sebagai negara dengan sektor pertanian tangguh di tengah ketidakpastian global.
“Produksi yang meningkat bukan sekadar angka statistik, tetapi cerminan kerja keras seluruh bangsa, dengan harapan petani bahagia, pangan cukup, dan Indonesia semakin berdaulat,” ujar Mentan Amran.







