Peluang News, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi 8% menjadi target pemerintahan Prabowo Subianto. Seluruh jajaran Kabinet Merah Putih berkomitmen untuk mencapai target tersebut tidak kecuali Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy.
Hanya, dia menargetkan bahwa pertumbuhan ekonomi menyasar kepada kelompok bawah.
“Mari kita diskusikan bagaimana seharusnya pertumbuhan ekonomi kita jaga, inflasi kita jaga, dan yang paling penting pertumbuhan (ekonomi) ini menyasar kepada kelompok yang ada di bawah,” ujar Rachmat dalam acara “CORE Economic Outlook 2025” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (23/11/2024).
Dia mengemukakan bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat tumbuh stabil di tengah situasi ketidakpastian global.
Selama periode 2015-2019, lanjut Rachmat, pertumbuhan ekonomi mencapai rata-rata 5,03%, lalu sempat terpuruk saat era pandemi Covid-19, dan kemudian pulih dengan cepat hingga kembali bertumbuh ke posisi 5,03% per kuartal III-2024.
Begitu juga dengan capaian neraca pembayaran Indonesia pada triwulan III-2024 yang mencatatkan surplus US $5,9 miliar, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 1,71 persen year on year (yoy) dan cadangan devisa 151,2 miliar dolar AS per Oktober 2024, serta BI-Rata 6% per November 2024.
Menurut dia, stabilitas pertumbuhan ekonomi menjadi fondasi kunci untuk melakukan transformasi ekonomi ke depan. Karena itu, pada 2025 harus bisa dijadikan dasar sebagai era lompatan ekonomi.
“Ini bisa menjadi dasar kita untuk lompat, sekaligus kita bisa menjaga supaya lompatan ekonomi kita itu juga terjaga dan lompatan ekonomi kita itu bukan hanya lompatan sekali saja, melompat kemudian turun lagi, tetapi lompatan ini cukup bisa kita tahan demikian lama,” tutur Menteri Rachmat.
Sementara itu, kondisi ekonomi di Indonesia juga menghadapi tantangan yang tidak mudah karena keberadaan kelompok kelas menengah masih sedikit dan kelompok menengah bawah masih banyak, seiring pertumbuhan kelompok tak miskin relatif besar dan kelompok sangat kaya juga tak kecil.
“Dalam kondisi seperti itu, maka kita harus menjaga bagaimana kelompok terbawah itu harus tumbuh, bagaimana kelompok yang paling bawah itu terjaga supaya dia tidak jatuh lebih bawah lagi, bagaimana kelompok yang di tengah yang menjadi tumpuan kita sebagai middle class itu tidak turun dan bagaimana middle class itu juga bisa bertahan, sampai nanti pada akhirnya dia lepas dari kelompok middle class,” kata Kepala Bappenas itu.
Saat ini, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terus menurun menjadi 4,82% per Februari 2024 atau turun 0,63% poin dibanding Februari 2023. Adapun jumlah penduduk bekerja sebanyak 142 juta orang.
Kendati demikian, serapan tenaga kerja masih didominasi dari sektor pertanian dengan total 28,64% dari total penduduk bekerja, disusul sektor perdagangan 19,05%, dan industri pengolahan 13,28%.
Kondisi ini dinilai tak terlalu menggembirakan karena penduduk bekerja di sektor pertanian itu tak bisa memiliki pendapatan yang tinggi.
Secara khusus, petani on-farm dianggap selalu memperoleh pendapatan yang tidak begitu baik dan menjadi bantalan untuk menopang kelompok lainnya. []