
Peluang News, Jakarta – Menteri Koperasi (MenKop), Budi Arie Setiadi resmi menghadiri kick off atau peluncuran program Makan Bergizi Gratis (MBG) perdana di SD Angkasa 5 Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin (6/1/2025).
Dalam program MBG yang dimulai secara perdana ini, Budi Arie secara khusus melakukan pemantauan terhadap Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi (SPPG), mulai dari dapur hingga distribusi kepada anak-anak di sekolah.
Menurutnya, Program MBG ini ialah program strategis bagi masyarakat Indonesia untuk menuju Indonesia Emas tahun 2045.
“Untuk itu, kita semua harus bergotong royong, harus bekerja sama dan semangat untuk tolong menolong agar program MBG ini terwujud,” ujarnya.
Selain itu, ia mengungkapkan, setidaknya terdapat empat tujuan utama yang disasar dalam program MBG ini.
Adapun keempat tujuan tersebut yaitu untuk penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, menurunkan angka stunting, menurunkan angka kemiskinan, serta untuk menggerakkan ekonomi rakyat di Indonesia.
“Sebab, dari program MBG ini kita berharap nantinya akan memiliki generasi penerus bangsa yang sehat, kuat, bugar, cerdas dan ceria,” ucapnya.
Apalagi, dalam program MBG ini sendiri pemerintah telah mengucurkan anggaran sebesar Rp71 triliun hingga akhir tahun 2025 dengan target penerima manfaat mencapai 19,47 juta orang.
Sementara pemenuhan bahan baku untuk program tersebut dipastikan koperasi-koperasi produksi di seluruh Indonesia siap memasoknya.
“Koperasi-koperasi sektor produksi di seluruh Indonesia siap untuk men-supply kebutuhan dapur MBG dengan berbagai komoditas seperti beras, ikan, telur, ayam, sayur, susu, daging dan buah-buahan,” jelas Budi Arie.
Sebagai Kementerian yang berfokus pada upaya pengembangan koperasi, ia memastikan bahwa KemenKop akan terus mendorong koperasi-koperasi di Indonesia untuk dapat menjadi bagian utama dari pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis.
Terlebih, hasil uji coba yang dilakukan beberapa koperasi di Indonesia juga telah menunjukkan bahwa koperasi siap menjadi badan usaha rakyat yang berhasil dalam menjalankan program MBG.
Saat ini, terdapat 1.336 unit koperasi di Indonesia yang diarahkan untuk terlibat dalam program MBG ini.
Beberapa dari koperasi tersebut telah diusulkan untuk menjadi mintra unit pelayanan untuk program tersebut dengan pendampingan yang ketat untuk melakukan standarisasi dapurnya dengan BPOM agar siap sebagai pengelola SPPG sesuai dengan standar dan ketentuan.
“Peran koperasi di dalam MBG antara lain mendukung petani, nelayan, dan peternak lokal sebagai penyedia bahan pangan bergizi, mengelola Satuan Pelayanan Penyediaan Gizi (SPPG) dan distribusi logistik,” terangnya.
Oleh sebab itu, ia berharap agar seluruh pihak dapat meningkatkan sinergi dan kerjasama untuk memastikan program MBG ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Secara tegas, ia memastikan, koperasi siap menjadi suplier bahan baku program MBG hingga manajemen distribusi sehingga dapat sampai ke penerima manfaat dengan baik.
Tak hanya itu, ia juga memastikan bahwa seluruh pengadaan bahan baku merupakan produk yang berasal dari dalam negeri atau tidak ada impor.
Hal ini bertujuan agar perputaran ekonomi masyarakat bisa berputar dan memberikan multiplier effect yang besar bagi perekonomian di seluruh wilayah di tanah air.