hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Menkeu: Daya Beli dan Kinerja Ekspor Penopang Pertumbuhan Ekonomi

Sri Mulyani | Foto: iNews.

Peluang News, Jakarta – Daya beli masyarakat yang cukup solid dan kinerja ekspor yang stabil, menjadi fondasi utama penopang pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2024.

Hal tersebut dikemukakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Jumat (8/11/2024).

Dikatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95% (yoy). Struktur ekonomi Indonesia, lanjutnya, jika dilihat dari sisi pengeluaran atau permintaan agregat dan produksi tetap menunjukkan daya tahan yang kuat.

“Kalau kita lihat di komposisi dari pengeluaran atau agregat demand dan dari sisi produksi, untuk konsumsi rumah tangga 4,91% ini masih comparable dengan situasi kuartal II 2024. Sedangkan kalau kita lihat investment, pembentukan modal domestik brutonya PMTB, ini tumbuhnya sebetulnya lebih baik dan lebih kuat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 5,15%,” kata Sri Mulyani.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang sebesar 4,9% didorong oleh aktivitas nonprimer seperti hotel, transportasi, dan komunikasi. Hal ini mencerminkan daya beli masyarakat yang masih resiliens.

Pemerintah sendiri mencatat kontribusi yang cukup signifikan melalui belanja pemerintah yang tumbuh sebesar 4,62%.

Belanja pemerintah pusat yang meningkat sebesar 14%, kata Menkeu, dibandingkan periode yang sama tahun lalu turut mendorong perekonomian pada kuartal III tahun ini.

Selanjutnya, sektor ekspor juga menunjukkan performa yang lebih kuat dibandingkan kuartal sebelumnya dengan pertumbuhan 9,09%. Hal ini menunjukkan peningkatan permintaan dari beberapa negara mitra dagang utama seperti China, yang juga mencatatkan pertumbuhan ekspor yang cukup signifikan.

Namun demikian, Menkeu memberikan catatan untuk tetap waspada terharap peningkatan impor yang menembus double digit mencapai 11,47% pada periode yang sama, yang berpotensi memberi tekanan pada neraca perdagangan.

“Kita juga mewaspadai impor kita tumbuhnya double digit di 11,47%. Ini mungkin yang perlu karena kalau ekspor minus impor dalam hal ini impor nya adalah 20% terhadap GDP kita tapi itu faktor negatif. Tentu kita perlu untuk menjaga terutama nanti untuk trade account kita,” tutur dia.

Sri Mulyani mengutarakan dari sisi produksi, sektor manufaktur mengalami perbaikan dengan pertumbuhan 4,72% pada kuartal III 2024, lebih kuat dibandingkan dua kuartal sebelumnya yang masing-masing sebesar 4,89% dan 4,64%.

Industri logam dasar menjadi kontributor utama pertumbuhan manufaktur yakni sebesar 12,4%, diikuti dengan industri elektronik 7,3%, dan industri makanan dan minuman (mamin) sebesar 5,8%.

Di sisi lain, sektor manufaktur padat karya juga menjadi salah satu motor pertumbuhan yang penting, terutama di tengah tantangan perekonomian global yang semakin intens.

Menkeu Sri Mulyani menuturkan bahwa sektor manufaktur padat karya dan sektor perdagangan akan terus menjadi perhatian pemerintah, mengingat pentingnya kedua sektor tersebut dalam menciptakan lapangan kerja dan mendukung daya saing Indonesia di pasar global.

Secara keseluruhan, dia menilai bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi tercatat melambat di angka 4,95%, namun kinerja fundamental tetap kuat.

Pemerintah, tambah Menkeu, akan terus menjaga agar kebijakan fiskal mendukung stabilitas perekonomian, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti persaingan dagang antarnegara dan tekanan pada neraca perdagangan. []

pasang iklan di sini
lunar new year 2025 lumire hotel