Peluang News, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menuturkan, sepanjang satu dekade terakhir, perekonomian nasional telah mampu dipertahankan untuk terus tumbuh solid pada kisaran angka 5 persen.
Selain itu, hal ini juga diiringi dengan adanya tingkat inflasi yang cukup terkendali dengan catatan untuk Oktober 2024 saat ini, inflasi berada pada angka 1,71% (yoy), yang di mana angka tersebut masih berada pada rentang yang terkendali yakni kisaran 2,5±1%, sekaligus mengakhiri tren deflasi bulanan yang belakangan terjadi.
Oleh karena itu, ia menyatakan, Indonesia akan terus berkomitmen untuk berperan aktif dalam memperkuat peran perekonomian di kancah global atau internasional.
Kendati demikian, ia tetap menyoroti adanya berbagai gelombang tantangan global yang masih mewarnai kondisi perekonomian saat ini perlu untuk terus diantisipasi, seperti fragmentasi dalam perdagangan global hingga ketegangan pada konflik di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Menurutnya, guna menghadapi tantangan yang kian kompleks itu, Pemerintah akan terus menyiapkan sejumlah upaya dalam merespons kondisi global yang dinamis tersebut.
“Apalagi, kami telah memperkirakan bahwa akan terjadi volatilitas harga, dan IMF melaporkan bahwa kerugian output global akibat fragmentasi perdagangan berkisar antara 0,2% hingga 7% PDB,” ujar Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (2/11/2024).
Sebagai salah satu pemain global strategis yang tengah berkembang, Indonesia pun secara aktif telah memimpin dan berpartisipasi dalam inisiatif untuk memanfaatkan aset geopolitik dan geoekonomi guna mengejar peluang dan memitigasi risiko.
“Karena di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Pemerintah akan terus berupaya mendorong keadilan ekonomi dan sosial dengan menyeimbangkan kerja sama dan memperkuat politik luar negeri yang tidak berpihak, bebas, dan aktif,” tegas Airlangga.
Kemudian, Indonesia juga akan terus aktif melakukan diplomasi yang proaktif, koheren, dan berbasis hasil untuk memperdalam integrasi ekonomi yang salah satunya melalui komitmen dalam mempercepat aksesi terhadap The Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) dan The Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP) dan mengimplementasikan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan The Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) secara penuh.
“Meski upaya implementasi tersebut merupakan sebuah tantangan, namun Indonesia sendiri telah meratifikasi pilar-pilar dalam IPEF,” ucapnya.
Selain melakukan berbagai upaya kerja sama internasional tersebut, Menko Airlangga juga menekankan, Presiden Prabowo Subianto juga telah menargetkan penyelesaian Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan perdagangan bebas lainnya.
“Untuk ke depannya, Pemerintah secara aktif terus berupaya memperkuat kerja sama antar negara dan membuka pasar baru, sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat melalui penciptaan lapangan pekerjaan dengan semakin meningkatnya pasar tenaga kerja,” tuturnya.