Peluang News, Jakarta – Badan urusan logistik (Bulog) meminta kepengurusan baru Asosiasi Kedelai Indonesia atau Akindo dapat meningkatkan produksi kedelai guna mengurangi ketergantungan impor.
Direktur Utama Bulog, Wahyu Suparyono, berharap sinergi yang lebih baik antara Bulog dan Akindo, terutama dalam pengadaan kedelai, dapat terwujud di bawah kepemimpinan baru. Menurut Wahyu, kedelai merupakan salah satu dari 10 bahan makanan yang diawasi oleh Bulog.
“Dari total kebutuhan sekitar 247.455 ton per bulan, tidak ada sama sekali cadangan yang dimiliki pemerintah baik di Bulog maupun BUMN pangan. Kebutuhan kedelai masih tergantung pada impor mengingat produksi kedelai dari petani lokal masih rendah, “ ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Sabtu (5/10/2024).
Saat ini untuk menjaga ketersediaan dan stok kedelai nasional sendiri, Badan Pangan Nasional telah menetapkan target jumlah Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk kedelai pada tahun 2024 sebesar minimal 100.000 ton, dengan jumlah minimal stok akhir tahun 2024 sebesar 20.000 ton.
Ketua Umum Akindo yang baru, Hidayatullah, mengatakan akan melakukan revitalisasi dan konsolidasi di antara pelaku usaha kedelai, mulai dari importir hingga distributor. Ia mengajak seluruh anggota Akindo untuk lebih aktif berkolaborasi dan meningkatkan komunikasi, mengingat pasokan kedelai impor telah membaik dibandingkan sebelumnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Akindo yang baru, Rayfarrell Dwia, turut menekankan pentingnya kolaborasi antar anggota.
“Kami ingin Akindo menjadi wadah aspirasi para pelaku usaha kedelai kepada pemerintah, sehingga kebijakan yang dikeluarkan tepat guna dan sesuai sasaran,” ujar Rayfarrell.
Adapun dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Senin, 30 September 2024, Hidayatullah Suralaga terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo). Sementara Rayfarrell Dwia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal dan Rossy Wanandi sebagai Bendahara. (Aji)