JAKARTA—Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) Inardo Djajadi mengatakan, investor lokal kini menjadi penopang kinerja BEI, ketika sentimen eksternal cenderung negatif. Ketika investor asing menunjukan indikasi akan ke luar, transaksi investor lokal cukup baik.
“Saya mengamati frekuensi transaksi investor domestik kita, yaitu 390 ribu transaksi dan itu lebih tinggi dari negara tetangga, seperti Thailand, bahkan di ASEAN kita tertinggi,” ujar Inardo di Jakarta, Jumat (24/8/2018).
Dikatakannya, hal ini menunjukan secara fundamental industri pasar modal Indonesia masih kokoh sekalipun dibayangi sentimen negatif eksternal.
Menurut dia, sekalipun pasar modal Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari faktor eksternal, pelaku pasar modal tidak perlu khawatir, karena pemerintah dapat mengatasi sentimen negatif eksternal yang mengganggu pasar keuangan dalam negeri.
“Pemerintah cukup tanggap melakukan mengendalkan impor, sementara Bank Indonesia mengantisipasi dollar AS dengan menaikan suku bunga,” tutur Inardo lagi.
Beberapa waktu yang lalu Kepala Divisi Pengembangan Investor BEI Ena Dewayani mengungkapkan, krisis finansial Turki tidak akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kalaupun turun, itu hanya karena investor panik dan melakukan aksi jual.
“Biasanya investor kembali masuk pasar. Fundamental kita cukup bagus. Makro ekonomi kita juga cukup bagus. Jadi investor tidak perlu panik karena krisis di Turki tidak bakal berdampak panjang terhadap IHSG,” kata dia, Rabu (15/8/2018).
Kalangan pelaku Pasar Modal, seperti Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee pernah menyatakan bahwa krisis Turki tidak mempengaruhi pasar modal Indonesia secara langsung, Ada beberapa faktor yang menyebabkan krisis ekonomi Turki. “Inflasi Turki per Juli 2018 naik menjadi 15,85%, sementara kurs mata uang lira jatuh,” kata dia seperti dilansir Kontan (van).