Konflik Israel-Palestina tidak hanya berdampak pada mobilitas di Palestina, tetapi juga sering kali secara fisik meceraiberaikan di antara sesama petani dan lahan pertanian di negeri itu.
Komunitas Palestina tetap terfragmentasi oleh pos-pos pemeriksaan militer, permukiman Israel, dan tembok pemisah sepanjang 420 mil. Para petani di Palestina praktis terisolasi. Mereka bercocok tanam sebagaimana pengetahuan yang diwariskan para leluhur. Terkucil dan tidak mengetahui perkembangan teknologi terbaru di bidang pertanian.
Mengingat kelangkaan lahan, air, dan sumber daya keuangan, komunitas pertanian Palestina memetik manfaat dari sikap berbagi. Yakni sharing pengetahuan dan pelajaran yang dipelajari satu sama lain. Pengetahuan dan berbagi sumber daya di antara komunitas pertanian merupakan hal mendasar bagi semua program pertanian Anera. Inilah lembaga yang banyak bersentuhan langsung dengan akar rumput Palestina.
Selama lima dekade lebih, Anera telah berkiprah dengan koperasi pertanian. Mulai dari menyediakan pinjaman, peralatan, pelatihan, hingga dukungan penting lainnya. Melalui koperasi pertanian lokal ini, petani Palestina terfasilitasi untuk memanfaatkan peralatan, memantau penggunaan sumber daya yang langka, seperti air, dan belajar praktik pertanian yang baik dari satu sama lain.
Pada 2012-14, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Anera memulai program unik. Yakni memperkenalkan alat berbagi pengetahuan dasar untuk menjaga agar petani di seluruh Tepi Barat dan Gaza tetap terhubung dan mendapatkan informasi terkini. Program ini menghasilkan serangkaian film pendek yang mendokumentasikan praktik pertanian terbaik, film dokumenter berdurasi panjang, dua konferensi petani, dan halaman di media sosial untuk berbagi materi dan ide.
Pada 2016, Anera membantu petani Palestina mendirikan koperasi petani pertama yang berfokus pada irigasi air limbah di wilayah Jenin, Tepi Barat. Yakni mengolah air limbah untuk digunakan sebaik-baiknya. Anera memberi pelatihan dan mempertemukan para petani untuk menularkan pengalaman terbaik di antara sesama. Hasil olahan air limbah telah mengubah praktik pertanian di wilayah tersebut. Dan koperasi dapat melanjutkan bisnisnya.
Koperasi pertama di Palestina–dan di komunitas Arab secara lebih luas–didirikan pada 1920. Yakni koperasi yang mengkhususkan diri pada tembakau. Namun, jauh sebelum ini, orang-orang berkumpul secara informal untuk saling membantu di ladang. Tetangga akan bergotong royong dengan tenaga kerja dan peralatan mereka untuk memanen tanaman.
Berbagi tenaga kerja membuat pekerjaan berjalan cepat dan efisien. Hal ini juga membangun rasa kohesi sosial. Pemetikan zaitun khususnya diuntungkan dari pendekatan komunal ini karena kualitas minyak zaitun bergantung pada pemindahan buah zaitun yang dipetik dengan cepat dari pohon ke tempat pemerasan.
Pada 1948, seiring berdirinya Israel dan melemahnya masyarakat Palestina, koperasi Palestina didesak untuk tumbuh. Sebab, koperasi menyediakan struktur dan kemampuan untuk menyelesaikan berbagai hal. Dua puluh tahun kemudian, seusai perang tahun 1967, organisasi pembangunan dan bantuan seperti Anera mengakui bahwa koperasi merupakan badan hukum yang efektif untuk bekerja di Palestina.
Pada tahun 1970-an hingga 1990-an, Anera mendukung koperasi Palestina dalam banyak cara: menyediakan mesin untuk mereklamasi lahan telantar, menyediakan mesin pemeras zaitun dan fasilitas pemrosesan susu, mendirikan tempat pembibitan, membangun pabrik pakan, dan masih banyak lagi. Semua pekerjaan Anera di bidang pertanian bergantung pada hubungan baik dengan koperasi pertanian yang kuat.
Koperasi Palestina memiliki banyak bentuk. Yang paling umum adalah badan pertanian, dengan spesialisasi seperti pemeliharaan lebah, peternakan, dan irigasi. Ada juga koperasi untuk membantu orang mendapatkan perumahan, menyediakan layanan untuk tabungan dan kredit, melindungi konsumen, berbagi sumber daya listrik dan air.
Bila Anda ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan air, Anda perlu mendirikan koperasi. Sebab, ini adalah jalur yang sah dan diakui. Anera mendirikan koperasi pengguna air di Jenin beberapa tahun lalu untuk memastikan bahwa air limbah yang diolah dibagikan secara adil dan efisien di antara semua anggota keluarga.
Sekitar 15 tahun sebelumnya, Anera bekerja sama dengan 900 keluarga petani di daerah Jericho. Didirikan koperasi irigasi yang mengelola distribusi air dari sistem pemompaan dan perpipaan yang baru saja direnovasi Anera di mata air Ein El Sultan.
Di Tepi Barat, 3,2 juta warga Palestina hidup di bawah pendudukan Israel. Zionis ini mengendalikan semua aspek ekonomi dan lingkungan bisnis. Sekitar 200.000 pria Palestina bekerja di Israel atau permukiman Israel setiap hari. Pekerja sektor publik yang dipekerjakan oleh Otoritas Nasional Palestina di Ramallah itu terdiskriminasi. Mereka sering kesulitan dengan masalah upah, menerima upah yang dikurangi, atau tidak menerimanya sama sekali.
Para ‘gembala’ di sana selalu datang untuk mengganggu. Itu berarti, para pemukim yang tidak terawat dan berkeliaran yang tampak seperti baru saja keluar dari halaman Alkitab. Mereka mulai berdatangan ke daerah tersebut pada 2023. Mereka mengirim pesawat tanpa awak. Juga melepaskan babi hutan untuk merusak ladang warga.
Pada 7 Oktober 2023, organisasi sayap militan Hamas menyerang bagian selatan wilayahnya yang berbatasan dengan Jalur Gaza. Inilah serangan paling mematikan dalam sejarah negara Yahudi, pemicu perang tanpa henti di Jalur Gaza. Setelah 7 Oktober, otoritas Israel mencabut izin kerja bagi 200.000 warga Palestina yang telah bekerja sebagai buruh di dalam Garis Hijau. Banyak dari mereka yang terputus dari pekerjaan bergaji tinggi memilih untuk bekerja di tanah leluhur mereka, baik untuk menyibukkan diri atau mencari nafkah alternatif.
Kebutuhan mendesak akan makanan dan pakaian yang diproduksi secara lokal mendorong gelombang koperasi yang terlibat dalam berkebun di rumah, pengolahan makanan, kerajinan tangan, peternakan, dan reklamasi lahan yang tidak digunakan atau terbengkalai. Dorongan untuk mendirikan ekonomi perlawanan, muncul dalam kondisi darurat. Belakangan terbukti sebagaii salah satu warisan dari tahun-tahun intifada.
Di Tepi Barat, sekitar 5.000 penduduknya tinggal di dekat tembok apartheid. Permukiman ilegal Israel terletak di sebelah utara. Sebagian besar lahan pertanian di situ, termasuk dalam apa yang disebut Area C, berada di bawah kendali militer Israel. Area C saat ini merupakan perbatasan aktif bagi para pemukim: petak tanah pertanian terluas dengan penduduk Palestina paling sedikit dan paling mudah dirampas.
Masyarakat sipil Palestina, khususnya gerakan feminis, telah lama berusaha melepaskan diri dari perbudakan kepada LSM internasional yang mendistribusikan dana dengan persyaratan yang ketat. Mentalitas donor yang membatasi ini semakin meningkat sejak 7 Oktober. Salah satu cara untuk mengamankan sumber daya ini adalah melalui upaya penggalangan dana akar rumput di diaspora.●(Zian)
