
Peluang News, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut antusias kehadiran 80.000 Koperasi Merah Putih (KopDes Merah Putih) yang diinisiasi untuk memperkuat ketahanan pangan di tingkat daerah.
Dukungan ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Bidang Pertanian Kadin, Devi Erna Rachmawati, yang menekankan potensi besar koperasi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Devi menjelaskan bahwa mayoritas lahan pertanian strategis berada di wilayah pedesaan. Oleh karena itu, KopDes Merah Putih memiliki peran krusial sebagai pusat distribusi pupuk (baik kimia maupun organik), sarana produksi pertanian (saprotan), hingga bibit unggul langsung kepada para petani.
“Ini sangat bagus perannya dan bisa menjadi penghasilan desa juga dengan adanya koperasi. Jadi justru itu (KopDes Merah Putih) akan meningkatkan desa, ekonomi kerakyatan di desa,” ujar Devi di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Kadin Indonesia, lanjut Devi, memberikan dukungan penuh terhadap KopDes Merah Putih, terutama dalam menjaga stabilitas pasokan pangan di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Kehadiran koperasi yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto ini diyakini akan memangkas rantai distribusi yang selama ini dinilai panjang dan merugikan petani.
Lebih lanjut, Devi melihat peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi eksportir pupuk organik. Melimpahnya bahan baku lokal, seperti rumput laut dan kotoran hewan, menjadi modal penting. Terlebih, permintaan pupuk organik global saat ini meningkat signifikan akibat kendala logistik yang dialami Rusia sebagai salah satu produsen utama pupuk kimia.
“Indonesia bisa jadi salah satu eksportir terbesar nantinya, harapannya ke depan untuk pupuk organik. Karena kita punya bahan baku kayak rumput laut itu bisa dipakai untuk pupuk organik juga dan bahan baku dari kotoran hewan,” tuturnya.
Senada dengan Kadin, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya fondasi usaha yang kuat bagi setiap koperasi. Hal ini bertujuan agar modal pinjaman yang akan diberikan, hingga mencapai Rp3 miliar, dapat dikelola secara efektif dan memberikan dampak positif bagi perekonomian desa.
“Koperasi itu kalau gampang kasih uang saja. Kasih duit Rp3 miliar sebulan habis. Sudah, tugasnya selesai, tapi kita nggak. Kita pilih yang susah. Kita tidak uangnya dulu, tapi kita pikirkan bisnisnya dulu,” tegas Zulhas.
Zulhas optimis bahwa kehadiran KopDes Merah Putih akan mampu menggerakkan roda perekonomian di desa, sekaligus memberantas praktik tengkulak dan rentenir yang selama ini membebani petani akibat keterbatasan akses keuangan.
“Sehingga lahirlah KopDes, kita kasih usahanya dulu. Pak Rahmad (Direktur Utama Pupuk Indonesia) nanti kasih agen pupuk, kasih untung. Pertamina kasih pangkalan gas. Yang lain-lain ngasih sembako. BRI ngasih BRILink,” jelasnya.
Pemerintah akan melakukan pengawasan ketat pada tahap awal pembentukan dan operasional KopDes Merah Putih. Namun, Zulhas berharap agar ke depannya, koperasi-koperasi ini dapat berjalan secara mandiri dan menjadi motor penggerak ekonomi yang berkelanjutan di wilayah pedesaan.
“Setelah jalan, usahanya ada, memang harus dimandori. Dimandori dulu, ditungguin dulu sampai bayi baru sehat. Nanti baru kita lepas,” pungkasnya. (Aji)