hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

UMKM Bangkit Pasca Lebaran, Koperasi Keluarga Pers Indonesia Gaet Perbankan dan Pemerintah Bahas Solusi Pembiayaan

Peluang News, Medan – Upaya membangkitkan kembali semangat pelaku UMKM dan koperasi pasca Lebaran mulai terlihat. Salah satu langkah nyata datang dari Koperasi Keluarga Pers Indonesia yang menggelar Coffee Morning bertema “Solusi Pembiayaan Pengusaha UMKM dan Koperasi Pasca Lebaran: Peluang dan Tantangan”, Jumat (11/4), di Hotel Sultan, Medan.

Acara ini bukan sekadar diskusi biasa. Forum tersebut menjadi ajang bertemunya pemangku kepentingan dari dunia usaha, perbankan, pemerintah, hingga akademisi dalam satu meja untuk membahas solusi konkret pembiayaan bagi UMKM dan koperasi.

“Kita ingin para pelaku usaha punya akses pembiayaan yang mudah, murah, dan tepat sasaran. Karena kita percaya, kolaborasi adalah kunci untuk mempercepat pemulihan ekonomi rakyat,” tegas Ketua Koperasi Keluarga Pers Indonesia, Devis Karmoy, membuka acara.

Tak tanggung-tanggung, tiga pembicara dari sektor strategis turut hadir, Ahmad Abdullah dari PT Bank Sumut, Laode Karsid dari LPDB Kementerian Koperasi dan UKM wilayah Sumatera, serta pengamat ekonomi Sumatera Utara, Benjamin Gunawan.

Ahmad Abdullah membeberkan bahwa Bank Sumut telah menyiapkan dana pembiayaan produktif sebesar Rp1,1 triliun untuk tahun 2025. Ia menekankan bahwa bank daerah ini memiliki berbagai program, dari KUR hingga pelatihan kewirausahaan.

“Kami tidak hanya memberikan pinjaman, tapi juga mendampingi. Bahkan mahasiswa dan korban PHK pun bisa ikut program pembiayaan ini,” ungkap Ahmad.

Sementara itu, Laode Karsid menyoroti pentingnya peran koperasi yang dikelola dengan serius. Ia menegaskan bahwa LPDB siap mengucurkan dana bergulir dengan bunga rendah dan tanpa biaya proses.

“Kami tidak mencari koperasi yang besar, tapi yang produktif dan berkomitmen. Dana ini bisa digunakan untuk usaha riil maupun simpan pinjam,” jelas Laode.

Namun, tak hanya soal dana. Benjamin Gunawan mengingatkan bahwa pelaku UMKM harus lebih sigap menghadapi tantangan eksternal.

“Pelemahan rupiah, kenaikan harga bahan impor, dan daya beli masyarakat yang melemah adalah tantangan nyata. UMKM harus punya strategi bertahan, bukan hanya bertumbuh,” katanya.

Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai pertanyaan dari pelaku usaha, koperasi, hingga akademisi yang hadir. Semangat kolaborasi terlihat jelas, mengingat banyak pihak menyadari bahwa pemulihan ekonomi tak bisa dilakukan sendiri-sendiri.

“Ini baru permulaan. Kami berharap dari forum ini lahir aksi nyata. Kami ingin koperasi, perbankan, dan pemerintah benar-benar turun tangan bersama,” tutup Devis penuh optimisme.

pasang iklan di sini