hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Studio Dapur Dorong Perajin Bambu Tasikmalaya Naik Kelas

TASIKMALAYA-—Beberapa tahun yang lalu tiga mahasiswa di Sebuah Sekolah Desain Produk di Bandung mengunjungi para perajin bambu di Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat untuk keperluan studi.  Namun kemudian mereka menemukan fakta perajin bambu setempat kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Penghasilan para perajin itu jauh di bawah UMR Kabupaten Tasikmalaya. Dengan demikian mereka  belum mampu memiliki kualitas hidup yang lebih baik mulai makanan yang layak,  kesehatan, apalagi pendidikan.

Merasa terpanggil, ketiganya membangun Studio Dapur untuk mengangkat tingkat kesejahteraan para perajin bambu .Mereka adalah Alain Bunjamin  (CEO), Mega Pitriani Puspita (Marketing) dan Maulana Fariduddin (Finance).

“Minimnya kesejahteraan perajin bambu membuat  anak muda setempat memilih untuk bekerja ke kota, meninggalkan desa dan memilih pekerjaan lain. Akibatnya kerajinan bambu tidak beregenerasi. Padahal kegiatan menganyam bambu memiliki banyak fungsi, seperti melestarikan nilai sosial, aktivitas kerajinan bambu itu sendiri dan juga menjaga lahan kebun bambu agar tetap ada,” tutur Maulana ketika dihubungi Peluang, Kamis (20/12/2018).

Drummer dari band Indie di Kota Bandung ini menuturkan Studio Dapur berkolaborasi dengan perajin bambu di Desa Padakembang, Singaparna, untuk mendesain, mengembangkan, dan memproduksi produk-produk bambu dengan kualitas artisanal.

“Sesuai dengan nama yang kami pilih, Dapur, kami mengangkat kembali produk-produk bambu di ruang aktivitas makan dan masak kita yang dahulu didominasi oleh produk bermaterial bambu. Karena bambu adalah material yang sangat berpotensi tinggi tidak hanya karena nilai ekonomisnya, tetapi lebih jauh lagi, banyak kearifan dan nilai kultural yang dikandungnya. Mulai dari pembuatannya, pengolahannya, sampai dengan penggunaannya di dapur dan meja makan kita,” jelas Maulana.

Konsep Mitra Sejajar

Dengan berkolaborasi dari sisi desain dan pendampingan perajin Maulana dan kedua rekannya mendorong para perajin menghasilkan produk kriya berkualitas artisanal. Dengan demikian nilai jual dari bambu akan meningkat.

Dengan demikian para perajin dapat meningkatkan kesejahteraannya. Studi Dapur bekerja sama dengan pengrajin secara mutual. Para perajin  mitra yang sejajar. Beberapa keluarga perajin kini sudah mendapatkan tunjangan BPJS.

“Sepuluh persen saham Studio Dapur kami bagi dengan kelompok penrajin yang bekerja sama dengan kami. Ini artinya mereka pun memiliki Studio Dapur dan berhak mendapat dividen setiap tahunnya,” kata Maulana.

Kini Studio Dapur sudah berjalan tepat dua tahun pada  Desember 2018 ini. Awalnya mereka hanya berkolaborasi dengan sepasang suami-istri. Kini total Studi Dapur sudah bekerja sama dengan 10 orang pengrajin tetap dan 3 orang perajin tidak tetap.

“Produk yang kami buat adalah produk-produk dari aktivitas masak dan makan yang berbahan dasar bambu, seperti Tray, Tudung Saji, Placemat, Basket, Gelas, Candle Holder. Produk yang paling laris adalah tudung saji kami, Boana,” terang Maulana.

Studio Dapur juga membuat Suka Tray, baki bulat yang kami sengaja buat dengan sederhana lalu kami berikan aksen handle kayu jati yang melengkung. Produk ini sangat fungsional dan mudah masuk di berbagai macam gaya interior. Satwastu Tray yang merupakan set produk masih tetap menjadi best  selling.

“Set ini menjadi ikon desain khas Studio Dapur yang menggabungkan teknik modern laminasi dengan anyaman tradisional. Desain heksagonal Satwastu Tray juga menonjolkan tingginya keahlian pengrajin kami,” ujar Maulana seraya menyebutkan memproduksi sebanyak 200-250 pcs produk per bulannya.

Siap Ekspor

Saat ini produksi dari Studio Dapur terdatat di 7 toko di Jakarta dan Bali, yaitu Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia Mall, Cayenne Home Kemang,Urban Quarter Plaza Indonesia,Urban Quarter Kelapa Gading,Vivere Lippo Village Kemang, Vivere Pondok Indah Mall, Jenggala Jimbaran Showroom.

Namun yang paling membuat ketiganya senang ialah keahlian sejumlah perajin bambu sudah bisa diwarisi ke anaknya yang tadinya tidak tertarik.

Yang membuat  mereka bahagia juga adalah ada orang-orang baru yang belajar anyaman pola sulit yang sering mereka gunakan, yaitu anyaman dadu. Memang hingga saat ini dampaknya  masih terbilang kecil, tetapi sudah mulai membuahkan hasil.

Studio Dapur juga aktif mengikuti beberapa pameran dan bazaar di Jakarta dan Bali. Pada bulan Desember ini  mereka  mencoba untuk memperluas pasar kami ke Jepang dengan bekerja sama dengan relasi kami di Jepang dan memasarkan produk  di sana.

“Dua rencana utama yang akan kami lakukan di tahun 2019 adalah mengadakan pelatihan di desa untuk merekrut perajin-perajin baru dan melakukan ekspor perdana. Dua rencana ini penting untuk memperbesar impact kami di Desa Padakembang sekaligus memperbesar pasar kami sehingga Studio Dapur bisa sustain di tahun-tahun yang akan datang,” pungkas Maulana (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini
octa forex broker