hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Ekspansi Tiada Henti Untuk Pemerataan Ekonomi

Kopsyah BMI melakukan dua inisiatif strategis yaitu mendirikan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia dan produk Simpanan Tamasya.

Koperasi dipandang sebagai lembaga ekonomi yang efektif untuk mendistribusikan kesejahteraan anggota.  Dengan landasan nilai syariah yang bertujuan untuk mencapai maslahat, Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) terus bergerak memperluas usaha.

Presiden Direktur Kopsyah BMI, Kamaruddin Batubara meyakini jika pengelolaan koperasi dilakukan sesuai dengan jatidiri dan prinsip-prinsip koperasi, pemerataan ekonomi akan tercapai. “Kopsyah BMI terus berikhtiar menjalankan usaha koperasi sesuai dengan tujuan berkoperasi agar tercapai pemerataan ekonomi,” ujar Kamaruddin.

Ungkapan tersebut bukan sekadar hiasan bibir belaka tetapi mewujud dalam tindakan yang operasional. Hal itu terlihat dari rencana bisnis yang sudah disiapkan pada tahun depan. Dalam Rapat Kerja Rencana Anggaran Pendapatan Dan Biaya (RK-RAPB) Tahun 2019, yang diselenggarakan di Bukit Tinggi Sumatera Barat beberapa waktu lalu, Kopsyah BMI sepakat mendirikan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) yang bergerak di sektor perdagangan dan ritel yaitu bahan bangunan. Koperasi baru ini secara bisnis bersifat independen dari Kopsyah BMI.

Pendirian Kopmen BMI merupakan realisasi dari amanat RAT Tahun Buku 2018. Pada tahun pertama, rencananya akan dibuka 2 toko bahan bangunan yang akan mendukung program Kopsyah BMI terutama untuk kebutuhan material pembangunan Rumah Gratis, Rumah Tanpa DP dan program Sanitasi.

Selain itu, Kopsyah BMI juga meluncurkan produk simpanan baru yaitu Simpanan Tamasya (SITASYA). Diluncurkannya produk simpanan yang inovatif ini untuk lebih menambah modal kerja dari anggota. Hal ini sejalan dengan elan vital koperasi sebagai kumpulan anggota yang saling bekerja sama untuk peningkatan kesejahteraan.

Seperti diketahui, Kopsyah BMI merupakan satu dari sedikit koperasi di Indonesia yang masih menjaga ruh berkoperasi. Salah satunya ditunjukkan dengan pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan yang berkelanjutan melalui pembagian rumah gratis dan pembangunan sarana sanitasi.

Yang menarik, program sosial yang dilakukan bersifat pemberdayaan dan lebih dari sekadar karikatif. Ini ditunjukkan dengan adanya target yang terukur dalam setiap program yang dijalankan. Berkat keseriusannya dalam memberdayakan ekonomi anggota dan masyarakat, Kopsyah BMI dipercaya oleh lembaga-lembaga internasional. Bahkan Kopsyah BMI merupakan satu-satunya koperasi di Indonesia yang memiliki program pembiayaan air dan sanitasi. Hal itu sejalan dengan tujuan program berkelanjutan (SDGs) yang digagas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kamaruddin menambahkan, perluasan usaha tidak hanya sebatas pada toko bangunan semata tetapi juga akan menyasar pada bidang lain yang prospektif. “Kami akan terus mengembangkan usaha sebagai bagian dari komitmen pemerataan ekonomi anggota dan masyarakat,” ujarnya.

Sampai akhir November 2018, Kopsyah BMI sudah memberikan rumah gratis layak huni kepada 128 penerima. Menariknya, penerima bukan hanya anggota saja tetapi juga berasal dari masyarakat yang membutuhkan. Kopsyah BMI menjamin seluruh proses pemberian rumah gratis  dilakukan sesuai dengan tata kelola yang transparan dan amanah.

Kopsyah BMI juga berhasil meningkatkan kinerjanya di tengah kondisi ekonomi yang stagnan. Per Oktober 2018, jumlah akumulasi penyaluran pembiayaan sebesar Rp3,07 triliun, tumbuh 22,65% dibanding 2017 senilai Rp2,50 triliun. Jumlah Simpanan sebesar Rp188,26 miliar, naik 37,79% dari tahun sebelumnya sebesar Rp136,63 miliar.

Ke depan, Kamaruddin berharap pergerakan koperasi akan semakin tumbuh dan berkembang. Oleh karenanya, dalam RUU Koperasi yang baru ia mengusulkan hanya ada dua jenis koperasi di Indonesia yaitu Koperasi Simpan Pinjam dan Koperasi Serba Usaha. Nantinya, KSU ini bisa memiliki anak usaha yaitu koperasi konsumen, produsen, pemasaran, dan jasa.

 

pasang iklan di sini