Perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan stabilitas pertumbuhan di tengah dinamika global. Hal ini ditandai dengan peningkatan pendapatan perkapita dan tingkat kemiskinan yang menurun. Pencapaian positif itu tidak lepas dari upaya reformasi struktural yang dilakukan pemerintah secara berkelanjutan dan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. Pada sisi lain, terdapat kesenjangan di tengah masyarakat meski intervalnya semakin menyempit. Pemerintah memiliki komitmen untuk terus memperkecil tingkat kesenjangan melalui beragam upaya pemerataan sebagaimana tercermin dalam program Nawacita.
Koperasi sebagai salah satu pilar perekonomian merupakan solusi untuk melakukan pemerataan kesejahteraan. Secara konseptual, koperasi merupakan kumpulan orang untuk memenuhi kebutuhan bersama. Dengan asas kekeluargaan dan gotong royong, rancang bangun usaha koperasi sangat cocok untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan. Oleh karenanya, pengelolaan koperasi harus dilakukan secara profesional dan memenuhi tata kelola perkoperasian yang baik agar memberi manfaat bagi anggota dan masyarakat.
Tahun ini, gerakan koperasi Indonesia memasuki usia 71 tahun sejak Kongres I Koperasi digelar pada 1947 di Tasikmalaya. Selama rentang waktu tersebut, Koperasi telah berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan penyerapan lapangan pekerjaan serta aktivitas tanggung jawab sosial.
Kementerian Koperasi dan UKM telah menjalankan Reformasi Total Koperasi untuk meningkatkan kualitas koperasi. Program Reformasi itu terbukti mampu mendorong peningkatkan PDB koperasi dari 1,71 persen pada 2014, menjadi 4 persen pada 2016. Ke depan, pemerintah akan terus mendorong kemajuan usaha koperasi agar memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dirgahayu Koperasi Indonesia ke-71!
