
PeluangNews, Jakarta – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan kembali mewacanakan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam dua tahun mendatang.
Luhut mengaku telah mengusulkan pencabutan subsidi itu kepada Presiden Prabowo Subianto.
Dengan mencabut subsidi BBM, menurut Luhut, maka negara akan menghemat APBN hingga miliaran dolar AS.
Impor BBM pun dikatakan Luhut selama ini banyak menyedot devisa negara. Dengan dicabutnya subsidi BBM, maka publik mau tidak mau harus beralih ke BBM satu harga.
“Saya berpikir dan menyampaikan kepada Presiden bahwa dalam dua tahun ke depan, kita mungkin bisa mencapai harga tunggal, tanpa subsidi untuk bahan bakar,” kata Luhut di acara Economic Outlook 2025 di The Energy Building, Jakarta, dikutip Sabtu (22/2/2025).
Menyusul pencabutan subsidi BBM, lanjut Luhut, pemerintah kemungkinan akan menerapkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengindentifikasi kendaraan-kendaraan yang bisa tetap mendapatkan subsidi.
“Dengan kecerdasan buatan (AI), kita bisa mengidentifikasi kendaraan mana yang berhak mendapatkan jenis bahan bakar tertentu. Pemerintah juga terus memperbaiki teknologi ini, yang dikembangkan oleh lebih dari 300 anak muda Indonesia,” ungkap Luhut.
Rencana menghapus subsidi BBM subsidi sudah mengemuka sejak era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Namun demikian, rencana ini seolah timbul tenggelam mengingat pencabutan subsidi BBM bakal jadi gejolak nasional.
Di tempat terpisah, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menjelaskan hingga saat ini skema subsidi BBM belum diputuskan.
Pemerintah masih mengkalkulasikan skema apa yang akan diimplementasikan.
“Saya masih menghitung itu (skema BBM subsidi). Masih tetap ada (subsidi), dan nanti kami laporkan secara internal,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.
Menurut dia, skema blending (campuran) untuk subsidi BBM menjadi alternatif yang paling memungkinkan untuk diterapkan.
“Kemungkinan, salah satu potensi di antara alternatif, yang sudah hampir mendekati keputusan itu adalah skema blending,” ujarnya.
Bahlil merinci maksud dari skema blending atau campuran, adalah pemberian subsidi dialihkan dalam bentuk barang/komoditas produknya dan sebagian lainnya dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). []