hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kementan Bentuk Tim Khusus Pantau Penurunan Harga Beras

Ilustrasi beras.
Ilustrasi: Penjual beras/dok. Ist

PeluangNews, Jakarta – Kementerian Menteri Pertanian (Kementan) membentuk tim khusus untuk memantau penurunan harga beras di berbagai wilayah. Hasilnya, ada tren positif harga beras mengalami penurunan.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dalam dua bulan terakhir, harga beras mengalami deflasi.

“Tujuan kita turunkan harga supaya masyarakat bahagia, dan itu sudah tercapai,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam keterangan resminya, Selasa (4/11/2025).

Amran yang juga Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu juga mencatat bahwa harga beras masih belum mengalami penurunan di 51 daerah.

Karena itu, Bapanas bekerja sama dengan Perum Bulog dan penegak hukum untuk membentuk tim khusus. Tim ini bertugas untuk memastikan penurunan harga beras dapat berjalan dengan baik.

“Kami bentuk tim untuk mengawal tiap kabupaten dan untuk mengawal harga komoditas pangan, khususnya beras. Bapanas tandem dengan Bulog,” jelas Amran.

Tim ini akan memastikan stabilitas harga hingga tingkat kabupaten, serta menjalankan operasi pasar dan distribusi beras SPHP ke daerah-daerah pegunungan yang bukan merupakan sentra produksi.

Sementara itu, BPS melaporkan sebanyak 23 provinsi mengalami deflasi pada harga beras, sementara tiga provinsi menunjukkan stabilitas, dan hanya 12 provinsi yang mencatatkan inflasi.

Penurunan harga beras ini juga terlihat di semua segmen pasar. Di tingkat penggilingan, harga beras mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,54%, dengan penurunan 0,71% untuk beras premium dan 0,46% untuk beras medium.

Di tingkat grosir, terjadi penurunan harga sebesar 0,18%, sedangkan di tingkat eceran tercatat deflasi sebesar 0,27%.

Memasuki 2024, harga beras di tingkat eceran diperkirakan masih berada di kisaran Rp14.643 per kilogram, dengan inflasi tahunan mencapai 3,08%.

Di sisi lain, harga grosir diperkirakan berada di sekitar Rp13.563 per kilogram, dan harga di tingkat penggilingan sekitar Rp12.724 per kilogram.

Dengan kondisi ini, pasar beras pada 2024 masih mengalami tekanan. Namun, pada bulan Oktober 2025, terdapat perubahan signifikan: harga beras turun di semua tingkatan secara bersamaan.

Produksi beras di Indonesia diprediksi mengalami peningkatan yang signifikan pada 2025, yang menjadi langkah besar menuju swasembada pangan.

Menurut informasi terbaru dari BPS, estimasi produksi beras untuk periode Januari hingga Desember 2025 mencapai 34,77 juta ton, yang merupakan kenaikan sebesar 4,14 juta ton atau 13,54% dibandingkan dengan 2024.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menyatakan, peningkatan ini merupakan momen penting bagi kedaulatan pangan Indonesia.

“Potensi produksi beras Januari-Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton atau meningkat sebesar 13,54%. Peningkatan potensi produksi ini utamanya disumbang oleh peningkatan produksi pada Subround I (Januari-April) 2025 yang meningkat sebesar 26,54 persen dibanding subround I 2024,” kata Pudji dalam Rilis BPS pada Senin (3/11/2025).[]

pasang iklan di sini