dokter keuangan
dokter keuangan
octa vaganza

Hasil Riset ICCI: Hanya 40 Persen Koperasi yang Ramah Anak Muda Hingga Saat Ini

Hasil Riset ICCI: Hanya 40 Persen Koperasi yang Ramah Anak Muda Hingga Saat Ini/Dok. Ist

Peluang News, Jakarta – Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI), Firdaus Putra menyampaikan, pihaknya telah melakukan survei dengan 614 responden koperasi tentang Status Sumber Daya Manusia (SDM) Koperasi dan menemukan bahwa secara demografis anggota koperasi dari Generasi Z memiliki komposisi yang sangat rendah.

“Hanya 6 persen, artinya hanya ada 6 dari 100 anggota koperasi yang berusia 12-27 tahun di koperasi,” ujar Firdaus dalam kegiatan Webinar Research Expose bertajuk ‘Koperasi dan Generasi Muda,’ dikutip Kamis (25/4/2024).

Padahal, menurutnya, hal tersebut sangat kontras dengan demografi Indonesia yang didominasi dengan Generasi Y (25%) dan Z (27%).

“Jadi, apabila kita bandingkan dengan pengguna internet dan pengguna bank digital, grafiknya selaras dengan perubahan demografi. Nah, demografi anggota koperasi ternyata selaras dengan sektor pertanian, yang di mana petani Generasi Z sangat rendah, sekitar 2 persen,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Jaringan Inovator Koperasi (JIK), Alvita Arnisa, memaparkan, terdapat jajak pendapat yang dilakukan untuk mengidentifikasi program penjangkauan dan pengembangan generasi muda pada koperasi di Indonesia.

“Sebanyak 93% responden menyatakan bahwa pengembangan generasi muda sangat penting dilakukan. Artinya 9 dari 10 orang memiliki padangan serupa. Namun, hanya 39,5% koperasi yang menyatakan sudah memiliki program tersebut,” paparnya.

Adapun jajak pendapat itu diikuti oleh 159 responden yang berasal dari 28 provinsi berbeda dan mengidentifikasi lima bauran program yang dinilai responden paling feasible dikerjakan koperasi.

“Pada isu employment ialah mengenai bagaimana koperasi mengembangkan kerjasama B2B dengan bisnis-bisnis anak muda. Kemudian pada isu entrepreneurship, responden menilai bahwa koperasi perlu menyelenggarakan inkubasi atau pendampingan bisnis,” jelas Alvita.

“Selain itu pada isu equalities, yakni mengenai bagaimana koperasi perlu memerankan generasi muda sebagai kader. Untuk education, responden menilai bahwa sosialisasi atau penyuluhan perlu diberikan kepada generasi muda. Sementara pada isu engagement, koperasi perlu menggunakan media sosial secara intensif agar terakses oleh generasi muda,” sambungnya.

Menanggapi hal tersebut, Akademisi FEB Universitas Indonesia, Emy Nurmayanti menuturkan, hasil jajak pendapat ini harus menjadi alarm bagi koperasi.

“Koperasi harus melakukan inovasi produk dan layanannya agar relevan. Digitalisasi juga perlu dilakukan untuk memberi kemudahan. Di sisi lain, penggunaan media sosial sebagai kanal promosi juga sangat tepat dan relevan,” tuturnya.