JAKARTA-—-Jangan terkejut kalau mendapatkan harga satu porsi indomie dengan telur mencapai Rp10 ribu. Padahal hingga minggu pertama Desember 2018 harganya masih delapan ribu rupiah per porsi. Survei yang dilakukan Peluang di warung Indomie di kawasan Mampang Prapatan, Pasarminggu dan Salemba mendapatkan hasil yang sama.
“Harga telur ayam mencapai Rp30 ribu per kilogramnya. Padahal awal Desember lalu harganya hanya Rp22 ribu perkilogram, ” ujar seorang pemilik warung Indomie di kawasan Mampang Prapatan.
Sekalipun situs Infopangan Jakarta menyebutkan harga telur ayam tertinggi hanya berkisar Rp28 ribu per kilogram di Pasar Senen dan terendah Rp24.500 per kilogram di Pasar Cijantung, dengan harga rata-rata Rp26.233 per kilogram.
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengakui memang terjadi lonjakan harga beberapa pangan jelang akhir tahun. Menurut dia kenaikan harga telur ayam didorong masalah ketersediaan pakan ternak.
“Saat ini pemerintah sudah mengimpor jagung khusus untuk pakan ternak. Diharapkan dengan itu ketersediaan pakan bisa lebih baik dan membuat harga telur menurun. ” ujar Darmin di Jakarta, Jumat (21/12/2018) usai dipanggil Presiden Jokowi ke Istana Negara terkait kondisi harga pangan jelang akhir tahun dan antisipasi lonjakan harga.
Kenaikan harga telur itu sudah diprediksi Bank Indonesia sejak awal Desember lalu. Proyeksi mengacu pada survei yang dilakukan pada pekan pertama Desember.
“Survey pada pekan pertama Desember (inflasi) 0,3 persen. Kami akan lakukan survei terus sampai pekan keempat, kalau bisa bertahan, maka inflasi year to date 2,81 persen sama dengan year on year,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, di kantornya beberapa waktu lalu.
Menurut dia faktor pendorong inflasi antara lain harga telur ayam ras yang mengalami kenaikan 8,5 persen (van).