LPDB segera menerapkan digitalisasi dalam proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Para mitra diwajibkan untuk memperbarui infrastruktur teknologinya.
PERGANTIAN pimpinan di Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) yang berlangsung Agustus lalu menjadi titik tolak bagi Badan Layanan Umum di bawah Kementerian Koperasi dan UKM ini untuk kian menegaskan komitmen pemberdayaan terhadap koperasi, usaha mikro kecil dan menengah (KUMKM).
Direktur Utama LPDB-KUMKM yang baru, Braman Setyo menjanjikan secara perlahan segenap mitra LPDB harus melek teknologi agar mampu menyerap pembiayaan dana bergulir secara maksimal. “Kami akan membuat Financial Technology atau Fintech,” kata Braman kepada wartawan pada Syukuran HUT ke-11 LPDB-KUMKM pertengahan Agustus lalu.
Sebagai orang yang lama berkecimpung di perkoperasian, mantan Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM ini tahu persis kapasitas usaha koperasi yang rata-rata gagap teknologi. Selain itu, banyak KUMKM yang perlu ditingkatkan kapasitas organisasi, administrasi, dan kelayakan usahanya.
Dengan fintech, proses assesment penyaluran dana bergulir bisa dilakukan secara online tanpa tatap muka. Ini bisa menjadikan proses bisnis lebih efisien dan efektif. Selain itu, LPDB juga akan menyiapkan aplikasi berbasis web dan mobile apps untuk pengajuan dana bergulir.
Terobosan lain yang akan dilakukan adalah membangun Sistem Informasi Debitur (SID) untuk KUMKM. Tujuannya untuk memperlancar pembayaran cicilan dan memonitor kualitas debitur.
Dengan layanan berbasis teknologi, diyakini kendala operasional seperti keterbatasan jaringan kantor yang hingga kini masih terpusat di Jakarta dapat teratasi.
Lanjutkan Kerja sama
Sosialisasi fintech di LPDB pada dasarnya adalah upaya untuk memodernisasi mekanisme kerja. Dengan fintech, KUMKM dapat memacu kinerjanya termasuk menyerap dana bergulir.
Salah satu sistem fintech yang akan dipasang adalah penambahan menu pembayaran cicilan LPDB di mitra channel Finnet (PT Finnet Indonesia, anak usaha PT Telkom Indonesia) atau secara auto debet.“PT Finnet dapat membantu melaksanakan proses settlement pencairan dana LPDB maupun collection cicilan secara sistem. Ini bentuk solusi Fintech dalam rangka modernisasi LPDB-KUMKM ke depan,” tutur Braman.
Mengenai kerja sama yang selama ini digalang LPDB dengan sejumlah lembaga pemerintah terkait dinilai sangat strategis. Hal itu terlihat dari serapan dana bergulir yang sudah tersebar ke seluruh pelosok Tanah Air.
Kerja sama dengan Dinas Koperasi di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota sangat membantu LPDB dalam menyaring mitra usaha potensial dan layak usaha. Sebab, Dinas Koperasi setempat yang tahu persis kinerja koperasi dan KUKM di daerahnya.
Kerja sama strategis lainnya adalah dengan Dirjen Kekayaan Negara (DKJN) Kementerian Keuangan, yang menjadi perpanjangan tangan bagi LPDB dalam menagih dan menyita kekayaan mitra usaha bermasalah.
Sedangkan dengan Kejaksaan Agung dengan perangkatnya Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi, dapat mewakili LPDB menuntut mitra usaha bermasalah ke ranah pengadilan. Kerja sama dengan Kejati memberikan hasil positif. Lembaga pengacara negara ini berhasil menggiring sejumlah debitur LPDB nakal ke pengadilan. Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan Barat (Sulselbar) misalnya, dalam tempo empat bulan mampu mengamankan dana LPDB sebesar Rp111 miliar yang ditarik dari puluhan koperasi bermasalah.
Sebagai ungkapan atas keberhasilan tersebut LPDB-KUMKM memberikan penghargaan kepada Kejaksaaan Tinggi Sulselbar yang diwakili oleh Kepala Kejati Sulselbar Jan S Maringka.
Total Penyaluran Dana Rp8,49 Triliun
Terkait dengan kinerja hingga pertengahan Juli lalu, LPDB mencatat pendapatan bersih sebesar Rp119,35 miliar. Jika diakumulasikan dari sejak beroperasi pada 2008, total pendapatan bersih sebesar Rp1,63 triliun.
Sedangkan total pembiayaan yang disalurkan sudah mencapai Rp8,49 triliun kepada 1.012.287 UMKM melalui 4.299 mitra. Realisasi dana bergulir di tahun ini sebesar Rp405,27 miliar yang disalurkan kepada 46.602 UMKM melalui 49 mitra di seluruh indonesia.
Dengan mulai diterapkannya fintech, Braman berharap seluruh mitra LPDB dapat menyesuaikan diri dengan transformasi teknologi yang mau tidak mau, suka atau tak suka mereka harus berbenah ke arah perubahan yang bergerak cepat itu. “Semua lembaga keuangan sudah menuju ke arah ekonomi digital. Bahkan, melalui digital akan mengurangi cost bagi koperasi yang bersangkutan, tanpa harus bolak-balik datang ke Jakarta,” pungkasnya. (Irsyad Muchtar)