hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

SUMBAR SONGSONG PENAS KTNA XVI 2020

Kendati masih akan berlangsung pada tahun 2020,  persiapan Sumatera Barat (Sumbar) menyongsong Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) XVI  sudah mulai terlihat sibuk. 

Julukan Indonesia sebagai negara agraris dalam beberapa tahun belakangan ini terasa hambar dengan merebaknya impor berbagai komoditas pertanian.  Sebut saja impor pangan utama, beras,  yang terus mengalir, seolah tidak ada lahan di nusantara yang luas ini untuk menanam padi. Seperti yang disinyalir oleh Kadin Indonesia, ketimpangan sektor pertanian, termasuk peternakan dan perikanan itu tidak hanya menyangkut ketiadaan lahan, juga pembiayaan dan pasar serta kemampuan dan keterampilan SDM.

Upaya meningkatkan kembali posisi tawar sektor pertanian itu, salah satunya dengan menggelar secara rutin Pekan Nasional Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA). Ajang empat tahunan ini, berikutnya akan digelar di Sumbar pada 2020.

Bagi pemrov Sumbar,  gelar KTNA ke XVI  ini tak sekadar ajang seremoni para petani dan nelayan, tetapi sekaligus ajang untuk membangkitkan kembali era kejayaan pertanian di Sumbar. Sejumlah kegiatan menuju puncak acara terus diadakan, di antaranya Rembug Madya KTNA Nasional 2018 di Kota Padang, 20-22 Maret lalu.

Pada kesempatan itu Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menegaskan keseriusan untuk menyukseskan Penas KTNA XVI 2020. “Kami sudah siapkan sarana dan prasarana untuk menampung sekitar 50,000 peserta yang akan datang ke Sumbar,” ujarnya. Kegiatan yang sekaligus  ajang promosi Sumbar tersebut, akan berlokasi di Aia Pacah By Pass, berdekatan dengan kantor Wali Kota Padang.  Lokasi tersebut tahun ini mulai ditata apik, dengan beragam penghijauan. “Kegiatannay hanya satu pekan, namun kawasan ini nantinya bisa terus digarap menjadi kawasan agrowisata,” sambung Irwan lagi. Dia berharap  kegiatan ini bisa memberi semangat bagi para petani dan nelayan untuk berkiprah, karena dengan hadirnya ribuan orang bisa terbentuk satu hubungan yang kuat dan saling memberi informasi serta masukan terutama dukungan bagi Sumbar sendiri. Penas KTNA diyakini bisa meningkatkan pergerakkan ekonomi di Sumbar.

Sebagai  tindak lanut dari keseriusan Sumbar menjadi tuan rumah Penas KTNA XVI, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Sumbar, Candra menambahkan pihakmya tengah menyiapkan penempatan dan akomodasi peserta yang diyakini membludak.  “Kita siap untuk 50 ribu. Tapi kita juga antisipasi untuk jumlah yang jauh lebih besar. Karena 50 ribu peserta itu baru dari petani dan nelayannya. Belum termasuk pendampingnya. Karena itu kita harus siap untuk setidaknya 70 ribu peserta bahkan lebih,” jelas Candra. Dia perkirakan jumlah peserta yang ditetapkan bakal jauh lebih besar,  mengingat daya tarik pariwisata Sumbar yang tetap menarik untuk dikunjungi.

AKOMODASI PESERTA

Secara rinci Candra menyebutkan, pihaknya menyiapkan alokasi  biaya pemondokan bagi para peseerta sebesar Rp125 ribu per orang per hari, dengan tata laksana pemukiman tidak melebihi 10 orang peserta di satu rumah pemukiman agar suasananya kondusif bagi peserta. Listrik dan kenyamanan bertelekomunikasi juga tidak ketinggalan diamankan. Beberapa mobil provider akan disiapkan untuk mengantisipasi lemah sinyal seluler. Rumah-rumah sakit di Kota Padang, terutama yang berada di dekat lokasi seperti RSUD dr. Rasidin Padang dan Semen Padang Hospital siap mengantisipasi gangguan medis.

Dalam kegiatan Rembug, Ketua KTNA Pusat, Winarno, menyampaikan harapan pada Pemerintah Provinsi Sumbar agar event yang digelar bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Peningkatan ketetapan biaya pemondokan per hari Rp125 ribu untuk per peserta, dinilai sudah jadi gejala makin baiknya kesiapan tuan rumah menggelar Penas KTNA, karena berarti ada peningkatan dari angka Rp100 ribu per peserta waktu di Aceh pada Mei 2017  lalu.

Koordinator Acara dan Tamu Rembug Madya KTNA Nasional 2018, Ollyandes, memaparkan bahwa Rembug Madya dilakukan untuk merumuskan hal-hal terkait persiapan Penas KTNA XVI tahun 2020 secara nasional. Dalam Rembug itu, pihak panitia merumuskan logo Penas, penetapan jumlah peserta per provinsi se-Indonesia, penetapan biaya pemondokan, dan berbagai hal lainnya,” ujarnya. (Yeyen)

 

pasang iklan di sini
octa forex broker