hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Operasi Pasar Tidak Efektif Menurunkan Harga Telur

Ilustrasi telur ayam-Foto: Rayapost.

JAKARTA—Peneliti dari  Center for Indonesian Policy Studies Imelda Freddy mengatakan, operasi pasar yang dilakukan Kementerian Pertanian sebetulnya kurang efektif untuk menurunkan harga telur. Pasalnya  harga telur tidak akan bisa diturunkan, ketika sudah sampai pada tahap pedagang menjual ke konsumen.

“Pedagang juga menaikan harga telur karena harga yang mereka dapat dari supplier juga tinggi. Artinya bahkan sejak dari  peternak ayam pun sudah ada peningkatan harga,” kata Imelda kepada Peluang, Senin (23/7/2018) melalui WhatsApp.

Menurut Imelda  biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak ayam,  proporsi paling tingginya adalah biaya makan ternak yang mencapai 70% dari total cost production pada industri ini. Sedangkan harga pakan ternak sangat dipengaruhi oleh harga jagung. Komposisi jagung dalam pakan ternak mencapai lebih dari 50%.

“Kami melihat bahwa inilah salah satu akar permasalahan dari tingginya harga jagung ini, yaitu karena terdapat pengingkatan harga jagung. Harga jagung di Indonesia bisa mahal karena under supply dan pemerintah secara drastis mengurangi Impor jagung juga,” tuturnya.

Jadi dengan jumlah jagung yang berkurang ditambah dengan impor yang dibatasi, maka harga jagung mengingkat, harga pakan jadi meningkat juga, dan pada akhirnya harga telur jadi ikut naik.

Pada kenyataannya menurut infopangan Jakarta, hingga hari ini  rata-rata harga telur di pasar tradisional Jakarta masih berkisar Rp27.500 per kilogram. Sementara di beberapa pasar masih menembus Rp30 ribu per kilogram.

Seperti yang sudah diberitakan berbagai media massa, Kementerian Pertanianmulai menggelar operasi pasar di puluhan titik di wilayah Jabodetabek  dnegan harga Rp19.500 per kilogram. Peluncuran dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Toko Tani Indonesia, Kamis (19/7/2018) lalu.

Operasi pasar ini juga dilakukan sejumlah daerah. Di Kota Bandung, operasi pasar murah  dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandung di Kantor Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota bandung, Senin (23/7). Operasi pasar ini dilakukan untuk menekan harga terutama telur dan daging ayam yang masih tinggi.

Telur dilepas di Rp 23.800 per kilogram sedangkan untuk daging ayam beku dilepas di harga Rp 34 ribu per ekor. Ini jauh di bawah harga pasar (van).

 

pasang iklan di sini