hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kopsyah BMI Evaluasi Sawah Wakaf: Panen Capai 90 Persen, Manfaat Mengalir untuk Umat

Peluang News, Tangerang – Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) menggelar Rapat Evaluasi Petani Penggarap Sawah Wakaf di Komunitas Estate Padi Benteng Caringin Jaya, Desa Caringin, Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Kamis (17/4). Kegiatan ini merupakan bagian dari pendampingan produktif oleh Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) IPB University.

Rapat dibuka dengan tausiyah singkat dari Sarwo Edhi, Tim Ziswaf BMI, yang mengingatkan pentingnya menjalin silaturahmi melalui kutipan hadist. Suasana dilanjutkan dengan tahlil dan doa bersama yang dipimpin oleh Syahroni, petani penggarap sawah wakaf.

Direktur Bisnis dan Pemberdayaan Kopsyah BMI, Casmita, dalam sambutannya menyampaikan capaian menggembirakan. Panen masa tanam pertama 2025 mencapai 90% dari target—sebuah lonjakan signifikan dalam sejarah pengelolaan sawah wakaf BMI.

“Hasil sawah wakaf ini bukan untuk kepentingan pribadi. Kami distribusikan 40% untuk pengembangan wakaf, 40% untuk kaum dhuafa, dan 20% untuk nadzir. Harta wakaf adalah milik Allah. Amanah ini harus dijaga dengan adil,” tegas Casmita.

Ia juga mengingatkan pentingnya kejujuran dalam pembagian hasil, mengutip nilai dari Surat Al-Muthaffifin yang melarang kecurangan dalam menimbang.

Laporan teknis disampaikan oleh Suproni, Manajer Pemberdayaan, yang mencatat panen sebesar 39,8 ton dari target 43 ton, naik 136% dari panen sebelumnya yang hanya mencapai 29,2 ton. Ini merupakan rekor tertinggi sejak panen perdana 2022 yang hanya mencatatkan 10,5 ton. Dari total panen tersebut, Rp 31.448.000 berhasil disalurkan untuk penguatan wakaf.

Rapat evaluasi juga membahas strategi masa tanam kedua agar produktivitas terus meningkat.

Dalam pesan terpisah, Presiden Direktur Koperasi BMI Group, Kamaruddin Batubara, menyampaikan apresiasi kepada seluruh petani penggarap.

“Sawah wakaf ini adalah bentuk amal jariyah. Kami ingin program ini memperkuat ketahanan pangan sekaligus menjadi pilar ekonomi umat,” ujarnya.

Kegiatan ini turut dihadiri perwakilan Dinas Pertanian Provinsi Banten, Dadang Sutisna, yang menekankan pentingnya penggunaan benih unggul. “Jika ingin panen baik, mulai dari benih terbaik,” katanya.

Sementara itu, Ulfan dari PT Bayer memberikan edukasi mengenai penggunaan pupuk dan pestisida secara bijak. “Tanaman seperti manusia. Pupuk adalah vitaminnya. Harus tepat dosis dan waktu,” jelasnya.

Menjelang penutupan, diumumkan lima petani terbaik berdasarkan capaian hasil panen:

1. H. Ghafur (164%)

2. Sumali (120%)

3. Neran (119%)

4. Mading (115%)

5. Yakub (110%)

Acara juga diisi dengan prosesi simbolis akad setoran hasil panen serta penyerahan hasil wakaf kepada lima orang dhuafa dari masyarakat sekitar.

Dengan kegiatan ini, Kopsyah BMI menegaskan komitmennya dalam membangun sistem wakaf produktif yang adil, berkelanjutan, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat luas, terutama kaum dhuafa.

pasang iklan di sini