hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Koperasi Pahlawan Ekonomi

Koperasi Pahlawan Ekonomi
Ketua Umum PKPRI DKI Jakarta Syahnas Rasyid, Kepala Dinas PPKUKM Provinsi DKI Jakarta Ir. Elisabeth Ratu Rante Allo, MM, ASISTEN DEPUTI Pengawasan Koperasi Suparyono, Penulis buku 100 Koperasi Primer Terbaik Irsyad Muchtar, dan Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Diana Dewi pada peluncuran buku dan penganugerahan 100 Koperasi Primer Terbaik. Foto : Peluang.
Jakarta (Peluang) : Di tengah badai Covid-19, koperasi mampu menyentuh masyarakat bawah terutama pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi mengatakan, meskipun pemulihan ekonomi sudah terlihat dan dirasakan masyarakat, tetapi beban berat pemerintah adalah masalah pengangguran yang bertambah 2,5 juta orang.

 “Seperti kita tahu bahwa total jumlah pengangguran hingga Agustus 2021 mencapai 9,1 juta orang,” kata Diana dalam sambutannya pada peluncuran buku 100 Koperasi Primer Anggota PKPRI DKI Jakarta dan penganugerahan koperasi primer terbaik di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (21/9/2022).

Menurut data yang dilaporkan oleh Kementerian Tenaga Kerja, jumlah angkatan kerja yang terdampak Covid-19 tercatat 29,12 juta orang. Di antaranya  karena terkena PHK, usaha yang bangkrut, meninggal dunia karena Covid, hingga yang mengalami pengurangan jam kerja.

Sehingga menurut Diana, peran koperasi sebagai wadah pelaku usaha dan juga sumber permodalan dihadapkan pada tantangan yang sangat berat.

“Tapi pandemi Covid-19 juga bagi koperasi dapat menjadi Pahlawan Ekonomi di tengah ketidakpastian perekonomian,” tegasnya.

Dewi berharap peran koperasi sebagai suatu badan usaha yang bekerja sama dengan masyarakat dalam meningkatkan taraf perekonomian menuju lebih baik.

Apalagi menurutnya, koperasi di anggap mampu menyentuh langsung masyarakat bawah terutama para pelaku usaha yang terkena dampak pandemi.

Koperasi juga diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat seperti UMKM dan pedagang kecil untuk bangkit dan terus bergerak maju.

“Jadi bukan istilahnya pinggiran, tetapi koperasi adalah pembangkit ekonomi,” kata Dewi.

Lebih lanjut Dewi mengatakan, koperasi diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama atau gotong royong, dan beberapa esensi moral lainnya. 

Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri. Karena menurut Diana, tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya.

Kembali Diana menegaskan pandemi Covid-19 menjadi momentum bersama untuk meningkatkan kerja koperasi agar lebih efisien. Karenanya, pemberdayaan koperasi merupakan langkah strategis menumbuhkan pembangunan nasional. 

“Keberhasilan pemberdayaan koperasi tentunya diukur dari besarnya nilai kesejahteraan yang dirasakan anggotanya,” tandasnya.