SURABAYA—The State of Global Islamic Ecomomic Report mengungkapkan konsumsi umat muslim di Indonesia menembus 218,8 miliar dolar AS hingga akhir 2017 di industri halal. Jumlah ini 10.4 persen dari konsumsi muslim secara global 2,1 triliun dolar AS.
Populasi umat muslim di dunia tahun lalu mencapai 1,8 miliar jiwa. Sementara umat muslim Indonesia mencapai 13 persennya atau sekitar 234 juta jiwa.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengutip data itu dalam dikusi menyambut Festival Ekonomi Syariah (ISEF) di Surabaya,Kamis (13/12/2018).
“Konsumsi umat muslim di Indonesia terbanyak di sektor makanan dan minuman halal yang mencapai 170 miliar dolar AS. Namun sayangnya, Indonesia belum mampu menjadi negara produsen makanan dan minuman halal terbesar di dunia,” tutur Dody seperti dilansir Antara.
Dody menyebutkan Bank Sentral sendiri telah memiliki tiga pilar agar industri halal bisa terus berkembang.
Ketiga pilar tersbeut pemeberdayaan ekonomi berbasis syariah, pengembangan sektor keuangan syariah, hingga edukasi dan kampanye mengenai ekonomi keuangan syariah.
“Sulit kalau kembangkan instrumen syariah saja tapi tidak memberdayakan ekonominya. Untuk itu, komitmen kami membentuk rantai nilai halal, komoditas yang kami kembangkan itu makanan halal, fesyen syariah dan sebagainya,” ucap dia.
Pada kesempatan yang sama Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Amalia Adininggar menuturkan industri halal Indonesia baru menyumbang ekspor 10,7 persen ke pasar produk halal negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OIC).
“Indonesia kalah dari pangsa ekspor produk halal Malaysia yang sebesar 13,8 persen, Uni Ermirat Arab yang sebesar 13,6 persen dan Arab Saudi yang sebesar 12 persen,” kata Amalia.
Lanjut dia pangsa ekspor produk halal. Maka dari itu Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang beranggotakan instansi pemerintah, Bank Indonsia, Otoritas Jasa Keuangan ingin meningkatkan penetrasi ekspor produk halal ke rantai nilai halal pasar global.
“Potensi pertumbuhan untuk setiap tahun masih kita hitung. Produknya yang paling banyak, seperti makanan,” pungkasnya.