SLEMAN—Kalau ingin melibatkan masyarakat berpartisipasi dalam pariwisata, berkacalah pada Desa Wisata Pentingsari, Umbulhardjo di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Wisata ini berdiri pada 2008 dan merupakan salah satu pelopor desa wisata di Yogyakarta.
Konsep destinasi desa wisata ini ialah wisatawan tinggal di rumah penduduk, di mana warga menyewakan salah satu kamarnya untuk para tamu atau lazim disebut Homestay. Kemudian wisatawan menikmati kuliner yang disediakan penduduk lazimnya dlama satu keluarga, kemudian menikmati berbagai destinasi wisata di sekitar desa yang terletak di lereng Gung Merapi itu.
Sumardi, usianya sudah sepuh. Saya bertemu dengan mantan Kepala Desa Pentingsari empat tahun yang lalu ketika mengunjungi desa itu masih bersemangat bercerita bahwa dalam Oktober 2018 ini lebih dari 60 tamu dari Surabaya dan lebih dari 200 tamu dari Jakarta akan tinggal bersama penduduk. Pada Desember mendatang 400-an tamu juga sudah booking.
Dulu ketika saya ke sana seorang tamu membayar Rp100 ribu dapat tiga kali makan plus satu kali snack. Sekarang Rp120 ribu per orang per malam dapat tiga kali makan dan satu kali snack. Separuh dari biaya itu biaya makan, hanya 10% untu kas desa, sisanya untuk warga yang menyediakan homestay.
“Desa kami mampu menampung sampai 500 tamu. Sebanyak 120 rumah siap menjadi homestay, 54 di antaranya tamu keluarga,” terang Sumardi kepada Peluang, Kamis (11/10/2018).
Ada delapan obyek wisata yang ditawarkan, antara lain tamu diajak untuk menyaksikan bahkan ikut membajak sawah, menanam padi dan memanen padi, belajar main gamelan, tarian klasik atau tari kuda lumping hingga belajar membatik.
Pengunjung juga akan diajak mengikuti kenduri atau syukuran desa. Jika datang bersama rombongan, disini juga menyediakan fasilitas outbond dan sepak bola lumpur.
Bagaimana dengan obyek wisata yang ada di sekitar kawasan Desa Pentingsari? Beberapa tempat yang bisa dikunjungi antara lain Kaliurang dan Kali Kuning dengan pemandangan landscape Merapinya yang sangat indah, Pancuran Sendangsari yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, Batu Luweng yang menjadi saksi perjuangan Pangeran Dipenogoro melawan Belanda, Watu Gendong, Watu Payung dan masih banyak lainnya.
Sumardi-Foto: Irvan Sjafari.“Desa kami punya sejarah panjang. Di sini juga jai tempat kerja paksa masa Penjajahan Jepang dan tempat pertempuran waktu Perang Kemerdekaan,” ungkap Sumardi, seraya menyebutkan bahwa wistawan berkunjung bukan hanya lokal, tetapi juga wisatawan mencanegara.
“Yang terbanyak dari Belanda, tetapi juga ada dari Nigeria dan negara lain,” tutupnya (Irvan Sjafari).
