
PeluangNews, Jakarta – Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki hampir 40 ribu sumur, tetapi sumur yang produktif tidak lebih dari 20 ribu sumur.
Padahal, pemerintah telah memberi izin untuk mengelola wilayah kerja, agar sumur-sumur minyak di Indonesia dapat segera berproduksi.
“Ternyata kita sudah punya 301 hasil eksplorasi yang belum POD (plan of development/rencana pengembangan). Ini dibuat mundur-mundur,” kata Bahlil, dalam Forum Energi dan Mineral, di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Karena itu, lanjutnya, Kementerian ESDM, siap mengevaluasi kontraktor migas atau Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tak kunjung menggarap wilayah kerja (WK) yang sudah diberikan. Bahkan akan menarik WK tersebut agar dikembalikan ke negara untuk dilelang ke KKKS lainnya.
Dengan demikian, Indonesia bisa mendongkrak produksi minyak guna mengurangi impor BBM dari Singapura.
“Masak kita impor dari negara yang tidak ada minyaknya. Menurut saya, ini by design. Hanya orang-orang yang tidak berpikir jauh yang tidak mengatakan ini tidak by design,” ujar Bahlil.
Dia mencurigai ada yang sengaja menunda plan of development (POD/rencana pengembangan) blok minyak dan gas bumi (migas) agar Indonesia terus mengimpor bahan bakar minyak (BBM)
“Apakah memang Indonesia sudah tidak punya sumber daya alam atau masih ada? Atau sengaja diturunkan agar impor terus? Menurut saya, ini ada unsur kesengajaan, by design,” ujar Bahlil, menambahkan.
Sebelum ini, Bahlil mengemukakan terdapat 10 wilayah kerja (WK) yang sudah memasuki tahap POD, tetapi mangkrak.
Sebanyak 10 WK yang mangkrak itu sebagian besar berlokasi di lepas pantai atau offshore. Ke-10 WK ini memiliki potensi investasi sebesar US $1,8 miliar, dengan estimasi kapasitas produksi sebesar 51,35 juta barel minyak atau 31.300 barel per hari.
Selain itu, juga terdapat potensi sebesar 600 BCF gas.
Menteri Bahlil juga menyinggung ihwal 17 WK yang sudah berstatus POD, dengan estimasi produksi 306 juta barel minyak dan 18.351 BCF gas, yang mundur tanggal onstream-nya. []