TAHU dan tempe merupakan makanan favorit bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meski kedelai lokal sebagai bahan baku utamanya semakin tergerus barang impor, itu tidak mengurangi minat penggemar setia. Produk ini seolah menjadi menu wajib di setiap warung makan di ibu kota. Dari penjualan kedelai ini sejumlah perajin tahu tempe di Jakarta Selatan menggantungkan hidupnya.
Untuk meningkatkan daya tawar dalam tata niaga kedelai, pada 18 Mei 1979 berdirilah primer koperasi tahu tempe (Primkopti) Jakarta Selatan yang tetap eksis hingga kini. Porsi terbesar bisnisnya penyaluran kedelai, yang diikuti dengan unit usaha lain seperti jasa simpan pinjam. Usahanya terus berkembang, pada 2016 omzet mencapai Rp85,37 miliar dan total aset Rp19,25 miliar. Koperasi yang diketuai Tohari ini memiliki anggota loyal sebanyak 1.045 orang. Jumlah anggota ini relatif stagnan karena terbatasnya populasi perajin tahu tempe di Jakarta.●