Terdapat empat pilar yang menjadi perhatian utama pegiat koperasi global dalam Konferensi Global ICA 2024 di India yakni penegasan kembali identitas koperasi, kebijakan yang berpihak pada koperasi, pengembangan kepemimpinan, dan membangun masa depan berkelanjutan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa secara resmi menyatakan 2025 sebagai Tahun Koperasi Internasional (IYC) dalam Konferensi Global International Cooperative Alliance (ICA) di New Delhi India, 26 November 2024. Tema besar yang diangkat pada tahun ini adalah yakni “Cooperatives Build a Better World”, hampir sama dengan peringatan pertama IYC pada 2012 bertema “Cooperative Enterprises Build a Better World”.
Pertemuan yang dihadiri oleh peserta lebih dari 100 negara anggota ICA itu fokus membicarakan tentang peran koperasi dalam menghasilkan kesejahteraan untuk semua. Terdapat empat pilar yang menjadi perhatian utama yakni penegasan kembali identitas koperasi, kebijakan yang berpihak pada koperasi, pengembangan kepemimpinan, dan membangun masa depan berkelanjutan.
Seperti diketahui, sebelum Konferensi di India tersebut, PBB telah melakukan soft launching IYC2025 pada Forum Politik Tingkat Tinggi PBB di Markas Besar PBB di New York, 9 Juli 2024. Acara itu diselenggarakan oleh Komite PBB untuk Promosi dan Kemajuan Koperasi (COPAC), bekerja sama dengan Misi Permanen Mongolia untuk PBB.
Selanjutnya, ICA meluncurkan logo IYC2025 dengan simbol orang-orang di seluruh dunia yang saling terhubung untuk membangun dunia yang lebih baik. Logo ini terdiri dari tiga warna yang terinspirasi oleh identitas grafis SDGs. Warna dasar itu adalah warna merah yang mewakili masyarakat, biru yang mewakili ekonomi, dan hijau yang mewakili lingkungan.
“Kami mengajak para pegiat koperasi di seluruh dunia untuk berbagi kebanggaan mereka atas apa yang dilakukan koperasi untuk membangun dunia yang lebih baik dengan memanfaatkan momentum Tahun Koperasi Internasional 2025. Peluncuran logo ini merupakan tonggak sejarah dalam perjalanan kita,” jelas Jeroen Douglas, Direktur Jenderal ICA.
Konsistensi tema IYC sejak 2012 itu mengirim pesan bahwa koperasi telah dan akan terus menjadi pendorong pengentasan kemiskinan, pemberdayaan perempuan, dan inklusi sosial, sekaligus mendukung lapangan kerja dan produktif serta menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Ini sejalan dengan tekad global untuk mencapai SDGs 2030.
Perdana Menteri India Narendra Modi yang menjadi pembicara kunci dalam Konferensi Global ICA 2024, menyanjung setinggi langit peran koperasi. “Di India, koperasi sudah menjadi gaya hidup. Kerja sama pemerintah India dan koperasi merupakan kunci utama dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Modi seperti dikutip dari situs resmi ICA.
Untuk diketahui, di India terdapat sekitar 800 ribu koperasi termasuk Koperasi Produsen Pupuk (IFFCO) yang merupakan koperasi terbesar di dunia berdasarkan rasio omzet terhadap GDP perkapita. Koperasi ini menghasilkan dan memasarkan pupuk di India dan pasar ekspor. Berdasarkan laporan 2021, IFFCO mempekerjakan sebanyak 4.362 karyawan dengan omzet/GDP perkapita mencapai 3,32 juta.
Bersamaan dengan peluncuran Hari Koperasi Dunia tersebut, Udai Shanker Awasthi, Managing Director IFFCO, menerima penghargaaan Rochdale Pioneers Award 2025. Ia dinilai berjasa dalam memajukan perkembangan koperasi di India dan di tingkat global.
Setelah PBB menyatakan 2025 sebagai Tahun Koperasi Dunia, ICA akan berupaya meningkatkan kepedulian publik global atas kontribusi koperasi dalam pembangunan berkelanjutan, memberikan dukungan terbentuknya ekosistem kewirausahaan, meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan koperasi melalui kapasitas kelembagaan, berbagi pengetahuan, dan memperkuat kolaborasi. Selain itu, juga mengajak generasi muda untuk terlibat dalam kampanye koperasi global.
Sebelum peluncuran Hari Koperasi Internasional 2025, ICA bekerja sama dengan Euricse merilis World Cooperative Monitor (WCM) Tahun 2023 atau lebih dikenal dengan 300 koperasi besar dunia. Penilaisan didasarkan pada laporan publikasi 2021. Dalam penilaian itu memuat tentang identitas koperasi dan manfaat berkoperasi versi para anggotanya.
Dalam laporan tersebut, koperasi telah terbukti mentransformasi industri dengan lebih mengutamakan kepentingan manusia dibandingkan keuntungan. Menciptakan model berkelanjutan yang bermanfaat bagi semua orang. Terlebih di dunia dengan berbagai tantangan, meliputi ketidakpastian ekonomi hingga kesenjangan sosial.
Terkait dengan Hari Koperasi Internasional 2025, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koperasi akan menjadikan momentum tersebut sebagai tahun kebangkitan koperasi. Ada dua target utama yang diusung yakni peningkatan angka partisipasi masyarakat untuk berkoperasi dan peningkatan kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional (PDB).
Kemenkop menargetkan bertambahnya jumlah anggota koperasi menjadi 60 juta orang dari angka saat ini sekitar 27 juta orang. Target waktunya fleksibel, bisa dalam lima tahun ke depan atau lebih cepat. Penambahan jumlah anggota diyakini dapat menggenjet kontribusi koperasi terhadap PDB yang saat ini baru sekitar 1,17%. (Djt).