hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

70% Pelaku Usaha Hotel di Ibu Kota Pertimbangkan Lakukan PHK

Ilustrasi | dok. Ist

PeluangNews, Jakarta – Sebesar 70% pelaku usaha hotel di ibu kota mempertimbangkan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Demikian hasil survei Badan Pimpinan Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Jakarta pada April 2025.

Disebutkan, jika tidak ada intervensi pemerintah bahkan 90% responden mengaku telah memangkas pekerja harian dan 36,7% lainnya sudah mengurangi staf tetap.

Namun kondisi ini ternyata tidak sepenuhnya seragam di berbagai daerah. Salah satunya di Jawa Timur, khususnya Malang dan Surabaya yang justru menunjukkan sinyal positif meski tetap berhati-hati menghadapi tantangan yang ada.

Cluster General Manager Grand Mercure Malang Mirama & Mercure Surabaya Grand Mirama, Sugito Adhi mengatakan okupansi selama Januari hingga Juni 2025 tidak bisa disamakan dengan periode sebelumnya.
“Sebab bisnis pastinya tidak sama dengan di tahun sebelumnya jika kita compare. Bisa dibilang situasi okupansi saat ini cukup dinamis,” kata Sugito, dikutip Rabu (28/5/25).

Kendati begitu, dia mengaku terus berupaya mengoptimalkan kinerja dengan melibatkan seluruh elemen, baik mitra maupun stakeholder, secara online dan offline.

Sebab kolaborasi dan inovasi menjadi kunci. “Meningkatkan kreativitas dalam menciptakan inovasi dan hal-hal baru sehingga menciptakan guest experiences yang berkesan. Meskipun tantangannya cukup berat karena tetap memerlukan campur tangan dari pemegang kebijakan pemerintahan,” ujarnya

Berbeda dengan itu, Marcom Java Paragon Hotel & Residence Surabaya, Hafidz Ardiawan mengaku situasi di tempatnya mulai membaik.

Tingkat okupansi dan pendapatan sempat menurun tajam, namun kini sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

“Saat ini kami belum ada untuk PHK. Kemarin memang berdampak terkait occupancy dan revenue setiap bulannya yg turun drastis. Tapi saat ini kami berharap sudah mulai normal kembali,” kata Hafidz.

Dia menjelaskan bahwa efisiensi yang terjadi di berbagai sektor, termasuk di kalangan pemerintah dan korporasi, turut memengaruhi performa hotel.

“Salah satunya yg memengaruhi ya kebijakan pemerintah adanya efisiensi. Tidak hanya government yang melakukan efisiensi. Akhirnya beberapa corporate juga melakukan hal yg sama sehingga berdampak ke kami,” ujar dia, melanjutkan.

Hafidz menambahkan dalam menghadapi masa-masa sulit saat ini, Java Paragon pun beradaptasi dengan menawarkan berbagai promo menarik, khususnya di lini restoran.

“Selain kita melakukan efisiensi. Kami juga membuat promo yang menarik khususnya di restoran kami. Tentunya dengan harga yang affordable,” tuturnya.

Walaupun beberapa daerah menunjukkan geliat positif, tapi tekanan terhadap sektor perhotelan secara nasional tetap besar.

Para pelaku usaha berharap adanya kebijakan yang berpihak untuk menjaga keberlangsungan industri serta melindungi tenaga kerja yang menjadi tulang punggung sektor perhotelan ini. []

pasang iklan di sini