hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Pertemuan SLC ASEAN Ke-26: Upaya Negara Asean Perkuat Ketahanan dan Stabilitas Keuangan

Peluangnews, Jakarta – Dalam Pertemuan Senior Level Committee (SLC) ke-26 ASEAN, Bank Indonesia (BI) mendorong, pembentukan ASEAN LCT Framework Task Force dan penyusunan High Level Principles (HLP) on Local Currency Transactions (LCT) Framework.

Pertemuan ini men​jadi momentum para delegasi negara ASEAN yang diwakili oleh Deputi Bank Sentral untuk berkomitmen memperkuat stabilitas dan ketahanan keuangan serta pertumbuhan kawasan.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan, penyusunan HLP tersebut nantinya berperan sebagai pedoman bagi negara-negara ASEAN dalam mempromosikan penggunaan local currency. 

“Pertemuan dihost oleh BI, di Bali (2/8) kemarin, melanjutkan pertemuan perdana SLC dalam keketuaan ASEAN Indonesia 2023 yang diselenggarakan di bulan Maret 2023 lalu, di Jakarta,” ujar Erwin. 

Lebih lanjut, setiap inisiatif yang diusung Bank Indonesia pada Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 dapat diterima oleh SLC untuk kemudian dieskalasi pada level principal, yaitu pada pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) yang dilaksanakan pada 25 Agustus 2023 mendatang di Jakarta.

Pertemuan SLC dihadiri perwakilan dari 10 (sepuluh) bank sentral negara anggota ASEAN setingkat deputi untuk melakukan pembahasan pilar-pilar keuangan regional dan strategi meningkatkan resiliensi keuangan kawasan. 

Co-chairs pertemuan tersebut adalah Deputy Managing Director dari Monetary Authority of Singapore (MAS), Leong Sing Chiong dan Deputy Governor dari Bank of Lao PDR (BOL), Vathana Dalaloy.

SLC diharapkan dapat menjadi wadah penting bank sentral di kawasan untuk mendorong dialog, kerjasama dan memperkuat solidaritas antara negara-negara ASEAN. Pada kesempatan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta.

Pada pertemuan itu,  Bank Sentral negara anggota ASEAN mendiskusikan perkembangan ekonomi global dan regional dengan panduan ASEAN Macroeconomic and Research Office dan Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

Diskusi ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman para negara anggota ASEAN terkait lanskap keuangan global, utamanya pada praktik transisi keuangan hijau di ASEAN.

Negara anggota ASEAN berkomitmen penuh mendorong transisi keuangan hijau serta langkah-langkah keuangan yang berkelanjutan. Hal itu tercermin dari laporan inisiatif keuangan berkelanjutan yang telah dilakukan oleh negara anggota ASEAN oleh SLC Task Force on Sustainable Finance. 

Isu penting yang juga diangkat dalam pertemuan adalah keamanan siber. Indonesia berkesempatan menjadi koordinator Cybersecurity Resilience and Information Sharing Platform (CRISP). CRISP memaparkan aktivitas dan perkembangan terbaru dari forum yang bertujuan untuk memperkuat keamanan siber dan data sharing platform antar negara ASEAN. 

Pertemuan dilanjutkan dengan laporan seluruh Working Committees (WC) yang menggarisbawahi upaya ASEAN untuk mendorong ekosistem keuangan yang lebih kuat dan terkoneksi di tengah kondisi perekonomian yang dinamis.

Di tengah dinamika tersebut, Deputi Bank Sentral ASEAN telah menyetujui pada level SLC bahwa mandat Working Committees ASEAN perlu ditinjau kembali dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) pasca tahun 2025.  (alb)

pasang iklan di sini