Peluang News, Jakarta – Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta mengatakan, pihaknya mendorong pengembangan industri kamera pengawas (CCTV) dengan menerapkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebagai perhatian khusus bagi pelaku industri.
Industri CCTV, lanjut dia, salah satu produk elektronik yang terus berkembang, mengingat permintaan pasar semakin tinggi untuk digunakan di sektor transportasi, logistik, keuangan, perumahan, kesehatan, dan manufaktur.
“Saat ini TKDN produk CCTV masih berkisar 27,66% hingga 41,19%,” kata Setia, di Jakarta, Kamis (21/11/2024).
Menurutnya, penguatan dan penerapan TKDN bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, mengingat pada 2023 impor barang tersebut mencapai US $82,8 juta.
Angka ini naik dari nilai impor pada 2022 senilai US $72,6 juta, serta terus meningkat hingga triwulan III 2024, dengan nilai impor CCTV lebih dari Rp1,1 triliun.
“Ini jadi catatan untuk mengembangkan industri di dalam negeri,” ujar Setia.
Dia mengungkapkan saat ini ada enam perusahaan produsen CCTV berkapasitas 5 juta unit. Daya saing produsen CCTV lokal perlu didorong agar mampu bersaing dengan CCTV impor.
”Bisa didorong karena biaya masuk komponen lebih tinggi ketimbang produk jadi,” ujar Setia Diarta.
Selain itu, tambahnya, sektor industri terus tumbuh pada 2024 di tengah tantangan era global dan digitalisasi. Pertumbuhan sektor Industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik dan peralatan listrik pada triwulan III tahun 2024 mencapai 7,25%.
”Presiden mengamanatkan untuk pertumbuhan 7-8%, kami rasa sektor industri ini bisa bisa didorong tumbuh 8%. Dengan melebihi laju pertumbuhan ekonomi saat ini, triwulan III 2024 yang sudah mencapai 4,95%,” tuturnya.
Kemenperin mencatat nilai ekspor industri elektronika hingga triwulan III 2024 sudah mencapai angka US $10,07.
Produk ekspor elektronika didominasi produk telekomunikasi, telephone, elektronik rumah tangga, peralatan listrik dan komponen. []