hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Kemendag Dukung Kemitraan Grosir Modern dengan Warung Tradisional

Peluangnews, Jakarta – Guna memajukan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendukung kemitraan antara grosir modern dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yaitu toko/warung  tradisional.

Upaya yang telah dilakukannya oleh Indogrosir dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi sektor ritel dalam meningkatkan ekonomi mikro kecil.  

“Saat  ini  Kementerian  Perdagangan  sedang  berupaya  mendorong  peningkatan  daya  saing toko/warung tradisional. Salah satunya melalui kemitraan antara grosir modern dengan toko/warung tradisional.  Untuk  itu,  Kemendag  mengapresiasi  upaya  yang  telah  dilakukan  Indogrosir  sebagai komitmen memajukan UMKM Indonesia,” jelas Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam keterangannya, Senin (10/7/2023).

Menurut Mendag, melalui kemitraan dengan grosir modern, warung akan mendapatkan banyak keuntungan, antara lain jaminan pasokan barang dengan harga yang kompetitif; pendampingan usaha; dukungan manajemen ritel yang modern; digitalisasi pembayaran melalui QRIS; serta penjualan produk-produk digital seperti pulsa, token listrik, dan bayar tagihan.

Toko atau warung tradisional sebagai salah satu bentuk UMKM kata Mendag, masih menjadi kekuatan ekonomi rakyat paling riil dan sangat berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi nasional. Berdasarkan data dari Eruro monitor tahun 2021, dari 3,61 juta ritel yang ada di Indonesia, 3,57 juta di antaranya berbentuk toko/warung tradisional.

“Upaya pemberdayaan yang dilakukan Kemendag untuk peningkatan daya saing toko/warung tradisional antara lain dilakukan melalui penyediaan pasokan barang,   pendampingan usaha, digitalisasi warung, dan bantuan permodalan melalui kemitraan,”ungkap Zulkifli.

Sementara itu, UMKM memiliki kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.  Sebanyak 65,46 juta UMKM Indonesia telah berkontribusi sebesar 60% terhadap produk domestic bruto (PDB).UMKM mampu menyerap 117 juta pekerja atau 97% dari total tenaga kerja yang ada.

Dengan mempertimbangkan besarnya potensi UMKM di dalam negeri tersebut, Kemendag mendorong kolaborasi dalam membangun ekosistem bisnis UMKM melalui empat pilar, yaitu UMKM yang terbuka terhadap perubahan, inovatif, dan punya kemauan berkembang; lokapasar (marketplace) yang bersinergi dengan UMKM; ritel dan pemasok modern yang berperan memberikan akses kemitraan; dan lembaga pembiayaan atau perbankan.

Mendag menegaskan, pada 2023 Kemendag akan tetap berkomitmen mendorong pelaku usaha di berbagai wilayah melalui berbagai program seperti pemberdayaan toko/warung tradisional, digitalisasi UMKM, promosi produk UMKM di pasar ekspor,  penjajakan bisnis (business matching), pelatihan SDM ekspor, pelatihan pembentukan fasilitator edukasi perdagangan melalui sistem elektronik, dan program pendampingan ekspor.

Kemitraan yang selama ini dilakukan Indogrosir yaitu melalui penyediaan pasokan barang dagangan kepadatoko/warung tradisional yang menjadi pelanggan Indogrosir (warung member merah). 

Selain itu, ada program paket warung start upmodern dalam bentuk Toko Mandiri Indogrosir (TMI) yang merupakan contoh kemitraan antara grosir modern dengan toko/warung tradisional.

Mendag berharap, kemitraan antara Indogrosir dan UMKM dapat terus terjalin dan semakin bertumbuh serta semakin sukses mengembangkan  usaha.

”Kami berharap  Indogrosir dapat memperluas cakupan  kemitraan kepada warung  member merah bukan hanya dalam hal penyediaan pasokan barang, melainkan dalam  bentuk pelatihan terkait manajemen ritel yang baik kepada warung UMKM yang menjadi mitranya,”pungkas Zulkifli. (alb)

pasang iklan di sini