hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Hulp en Spaarbank

Empat hari setelah kematiannya, pada tanggal 15 Maret 1909, surat kabar Bataviaasch-Nieuwsblad yang terbit di Batavia membuat tulisan dengan judul “Bapa Landbouwercredit” (Bapak Bank Kredit Pertanian). Surat kabar yang sangat kritis terhadap pemerintah kolonial Belanda itu ingin mengenang Aria Wiryaatmadja, patih Purwokerto sekaligus pengakuan bahwa dialah sejatinya orang pertama pendiri Hulp en Spaarbank; belakangan diklaim sebagai cikal bakal kelahiran Bank Rakyat Indonesia.

Harian progresif yang berdiri pada 1885 ini memang pro pribumi, terutama dengan seringnya memberitakan penderitaan petani pribumi dan evolusi kesadaran nasional Indonesia. Bataviaasch Nieuwsblad juga dikenang sebagai koran pertama yang melaporkan pendirian organisasi politik pribumi pertama, Budi Utomo, tahun 1908.

Dari namanya yang berarti “Bank Simpan Tolong” Wiryaatmadja agaknya tak berniat mendirikan sebuah lembaga keuangan komersial. Ia dikenal dermawan dan gemar menolong terhadap sesama, bahkan tak sungkan memakai dana dari kas masjid untuk operasional awal Hulp en Spaarbank. Dalam konteks penggunaan dana masjid itu, Dawam Rahardjo menilai Hulp en Spaarbank sebenarnya adalah Baitul mal wa tanwil pertama di Indonesia, hanya saja waktu itu beroperasi dengan sistem bunga. Yang ingin kita tegaskan, sebuah lembaga keuangan lahir tidak melulu karena urusan pasar antara permintaan dan penawaran yang sifatnya komersial.

Seperti dilakukan Wiryaatmadja di tahun 1896, Hulp en Spaarbank lahir lantaran empatinya terhadap sejumlah ambtenaar dan priyayi yang terjerat utang lintah darat. Di tahun yang sama, Amadeo Peter Giannini di Amerika Serikat (AS) bersama dengan lima orang rekannya menginisiasi berdirinya Bank of Italy pada 1904. Namun terpaksa pecah kongsi lantaran adanya ketidakcocokan soal penyaluran pinjaman kepada nasabah.

Mitra kerjanya keberatan jika bank meminjamkan dana kepada nasabah kecil yang tidak produktif, sementara Gianini, putra imigran Itali yang putus sekolah di usia 13 tahun, lebih suka memberikan pinjaman kepada petani dan kalangan pengusaha kecil. Oleh rekannya, sikap Gianini dinilai tidak populer dan mempercepat Bank of Italy bangkrut. Ia tetap tegar melangkah dan semakin konyol ketika terjadi gempa bumi dahsyat melanda San Fransisco pada 1906.

Di tengah banyaknya bank runtuh diterjang gempa, Gianini mendirikan sebuah tenda darurat di dermaga North Beach, Ia menyalurkan pinjaman kepada penduduk setempat “dengan hanya berjabat tangan.” Awalnya, pria kelahiran San Jose California pada 1870 itu memulai karirnya sebagai penjual buah-buahan dan sayur-sayuran dari kereta kuda. Ia menyukai tantangan besar, dan pada usia 34 tahun mendirikan bank kecil di North Beach, San Francisco. Saat itu, bank-bank besar hanya memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan besar, menangani simpanan orang kaya, dan tidak menyukai iklan yang agresif. Sebaliknya Gianini menyukai petani dan kalangan usahawan kecil.

Tidak persis sama, tetapi di Hindia Belanda ada De wolf van Westerrode yang menginginkan Hulp en Spaarbank tidak melulu safety player, hanya pinjamkan dana di kalangan kelas elit ambtenaar dan pamongpraja. Ia ingin mengoperasikan Hulp en Spaarbank dengan konsep volksbank ala Raiffeisen dan Schule-Delitzche di Jerman. Saat menjadi Asisten Residen Purwokerto pada 1898, Westerrode meluaskan fungsi bank ala Wiryaatmadja menjadi Purwokertosche Hulp Spaar en Landbouwcreditbank – Bank bantuan, Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto.

Kita kemudian paham, tidak pernah ada ide koperasi di Purwokerto lantaran westerrode gagal mewujudkan obsesinya mendirikan koperasi kredit. Ide itu tinggal sebatas angan, ketika Westerrode makin jauh terlibat dalam pendirian afdelingsbank. Ketika Koperasi Achmadi & Co lahir di Pulai Midai, Natuna pada 1906, namanya tenggelam di tengah ingar bingar pergerakan kebangsaan di Jawa.[]

pasang iklan di sini
lunar new year 2025 lumire hotel