Kontestasi politik seperti pemilihan gubernur punya implikasi signifikan terhadap dunia usaha. Calon investor pun mengamati dan menantikan siapa kandidat yang akan menjadi pemenang di Jakarta yang merupakan sebagai barometer ekonomi dan politik nasional.
Jelang pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Kadin DKI Jakarta menggelar Dialog Publik yang menghadirkan ketiga calon gubernur DKI Jakarta. Masing-masing calon memaparkan visi misi dan program kerja jika nantinya terpilih. Dialog bertema ‘Kadin DKI Jakarta Mencari Pemimpin Baru Jakarta’, itu dilaksanakan di Jakarta Selatan, 6 November 2024.
Diana Dewi, Ketua Umum Kadin DKI Jakarta mengungkapkan, gelaran Dialog Publik itu bertujuan untuk mengetahui apa saja yang akan dilakukan para calon pemimpin itu untuk menjadikan Kota Jakarta semakin maju. “Pilkada Serentak ini menjadi momentum krusial yang dapat memengaruhi keputusan investasi, terutama investor-investor asing,” ujar Diana Dewi.
Seperti diketahui, Pemilihan Gubernur DKI Jakarta diikuti oleh Ridwan Kamil-Suswono (paslon nomor urut 1), Dharma Pongrekun-Kun Wardana (nomor urut 2) dan Pramono Anung – Rano Karno (nomor urut 3).
Diana menambahkan, selain akan menjalankan roda pemerintahan daerah, gubernur baru nantinya juga harus mampu menciptakan iklim usaha kondusif. Ini penting agar terjadi pertumbuhan ekonomi inklusif untuk kesejahteraan warga. Apalagi, isu kesenjangan masih menjadi pekerjaan rumah di ibu kota negara tersebut.
“Jakarta itu jangan dilihat hanya dari kawasan Sudirman dan Thamrin saja, karena masih banyak kampung kumuh. Maka dibutuhkan seorang pemimpin yang mengerti tentang kondisi di lapangan,” tambahnya.
Kang Emil Janjikan 1 Juta Lapangan Pekerjaan
Dalam Dialog Publik tersebut, Cagub Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil biasa disapa Kang Emil menjanjikan satu juta lapangan pekerjaan jika dirinya terpilih menjadi Gubernur Jakarta. Rinciannya, 600 ribu untuk pekerja kantoran, 300 ribu UMKM dan 100 ribu pekerja padat karya.
“Satu juta lapangan kerja itu adalah hasil dari investasi yang dibelanjakan oleh Pemprov DKI Jakarta melalui dana Rp1 miliar per RW selama lima tahun,” ujarnya.
Selain menjanjikan satu juta lapangan kerja, mantan Gubernur Jawa Barat ini bertekad menjadikan Jakarta sebagai kota global dan kota festival dunia. Oleh karenanya, ia akan memperbaiki infrastruktur penunjang dan kemudahan perizinan. Dengan begitu, investasi asing diharapkan akan mengalir deras.
Tiga Jurus Mas Pram Atasi Dampak PHK
Sementara cagub nomor urut 3, Pramono Anung biasa disapa Mas Pram mengklaim punya jurus jitu mengatasi PHK yaitu membuat balai pelatihan kerja, akses permodalan, dan pelatihan sumber daya manusia (SDM).
“Berdasarkan data, jumlah pengangguran pada 2024 itu kan aktualnya ada 345.000 orang. Kemudian juga ada PHK sampai dengan Oktober ini ada 52.000. Jadi hampir 400.000. Kalau saya jadi gubernur, mudah-mudahan Jakarta bisa membuka lapangan pekerjaan baru,” kata Mas Pram.
Untuk itu, ia akan mengalokasikan dana sebesar Rp300 miliar untuk membantu UMKM, terutama pelaku usaha perempuan. Pembangunan balai latihan kerja di setiap kantor kecamatan dan kelurahan juga menjadi salah satu program prioritasnya.
Dharma-Kun Andalkan Media Sosial
Sementara cagub nomor urut 2 Dharma Pongrekun yang diwakili oleh Cawagub Kun Wardana akan menguatkan kampanye di media sosial. Strategi ini tidak lepas dari perilaku pemilih di DKI Jakarta yang well informed dan sangat familiar dengan digital. Selain itu, daya jangkau yang lebih luas juga menjadi pertimbangannya.
“Kita sedang memperkuat media sosial untuk menyebarkan ide dan gagasan Dharma-Kun dalam membangun Jakarta,” ujarnya
Dari hasil survei, pasangan ini menempati urutan paling buncit. Namun demikian, Kun tidak patah semangat. Sebab, berdasarkan data yang dimilikinya, masih terdapat sekitar 42,5% pemilih yang belum menentukan pilihannya (undecided voters).
Acara Dialog Publik yang dilaksanakan Kadin DKI Jakarta sangat bermanfaat sebagai pendidikan politik agar pemilih dapat mengetahui kapasitas calon pemimpinnya. Selain itu, warga pun nantinya berhak menagih janji politik saat kandidat terpilih sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta. (Kur).