Peluangnews, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyampaikan, saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi dinamika dan tantangan yang kompleks. Hal ini dimulai dari krisis pangan, krisis energi, krisis keuangan, hingga krisis geopolitik terjadi bersamaan.
Kendati demikian, ia meyakini tantangan tersebut dapati diatasi jika semua pihak terlibat dan bekerja sama.
Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat menghadiri rapat kerja nasional (Rakernas) yang digelar Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada Kamis (27/7) kemarin di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Alhamdullilah, tantangan tersebut dapat kita atasi bersama dengan kata kunci, yaitu kerja sama dan kolaborasi,” kata Mendag Zulhas sapaan akrabnya.
Mendag menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan. Bahkan, pada kuartal I-2023, ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5 persen, yaitu 5,03 persen.
Pada Juni 2023, inflasi juga sudah berada di bawah 4 persen, yaitu 3,5 persen. Angka ini relatif rendah dibandingkan negara lain seperti Turki (38,2 persen) dan Uni Eropa (5,5 persen).
Neraca perdagangan Indonesia juga tetap mempertahankan tren surplus sejak Mei 2020. Pada Januari – Mei 2023, nilai surplus mencapai USD 16,48 miliar.
“Capaian positif dari sisi ekonomi dan perdagangan ini tentu menjadi modal dasar yang kuat untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045 yang hanya tinggal 22 tahun lagi. Di tahun 2045, Indonesia diproyeksikan menjadi negara maju dengan produk domestik bruto (PDB) per kapita di atas USD 30 ribu atau peringkat ke-5 di dunia. Kepemimpinan dan pengaruh Indonesia di dunia internasional juga meningkat, termasuk dalam lima besar Global Power Index,” ungkap Zulhas.
Untuk itu, lanjut Mendag, Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 dalam mendukung pelaksanaan Visi Indonesia Emas 2045, yaitu mewujudkan Indonesia sebagai “Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan”.
Dalam RPJPN tersebut nantinya akan terdapat 17 arah pembangunan, 8 agenda/misi pembangunan, dan 45 indikator utama pembangunan Indonesia. Seluruhnya berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945.
Mendag menuturkan, penentuan visi 2045 juga berlandaskan pada kekuatan modal dasar yang dimiliki Indonesia, meliputi kependudukan, modal manusia, modal sosial budaya, kekayaan alam, kekuatan maritim, perkembangan megatren global, dan pencapaian pembangunan periode sebelumnya.
“Untuk itu, tiga hal pokok yang menjadi sangat penting bagi pembangunan Indonesia ke depan adalah stabilitas bangsa yang terjaga, keberlanjutan dan kesinambungan, serta sumber daya manusia yang berkualitas,” tandas Zulhas. (alb)