
Peluang News, Jakarta – Program diskon tarif listrik menjadi penyebab utama deflasi bulanan yang tercatat pada Januari 2025 sebesar 0,76% (month to month).
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan hal tersebut saat konferensi pers di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Menurut caatan BPS, tarif listrik mengalami deflasi sebesar 32,03% pada bulan lalu, dengan andil terhadap deflasi umum sebesar 1,47%.
“Deflasi ini terjadi akibat adanya diskon 50% bagi pelanggan dengan daya listrik sampai dengan 2200 VA di Januari 2025,” ujar Amalia.
Dia mengutarakan BPS turut memasukkan diskon tarif listrik dalam perhitungan inflasi sebagaimana yang dipandu oleh consumer price index manual. Indeks ini menjadi acuan bagi seluruh kantor statistik di dunia, termasuk BPS dalam menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK).
Diskon atau harga penawaran khusus dicatat dalam perhitungan inflasi jika kualitas barang atau jasa sama dengan kondisi normal, katanya, kemudian harga diskon bisa didapatkan atau tersedia untuk banyak orang.
“Maka, diskon tarif listrik sebesar 50 persen juga tercatat dalam perhitungan inflasi yang dilakukan oleh BPS yang kami umumkan hari ini,” kata Amalia.
Selain tarif listrik, tambah dia, komoditas lain yang juga memberikan andil besar terhadap deflasi adalah ketimun, tarif kereta api, dan tarif angkutan udara dengan deflasi sebesar 0,03% dan andil deflasi masing-masing 0,01%.
Sejumlah komoditas menyumbang andil inflasi, seperti cabai merah (0,19%) dan cabai rawit (0,17%). Kemudian, ikan segar, minyak goreng, dan bensin memberikan andil inflasi masing-masing 0,03%. []