hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

2029, Kapasitas Produksi Baja Indonesia Capai 27 Juta Ton

Sumber: Krakatau Steel

PeluangNews, Jakarta – Pemerintah optimistis kapasitas produksi baja nasional (crude steel) pada 2029 dapat digenjot hingga mencapai 27 juta Ton, meningkat dibandingkan dengan kapasitas terpasang crude steel nasional saat ini yang mencapai 21 juta ton.

“Ini menunjukkan optimisme dan langkah ekspansif Indonesia dalam memperkuat daya saing di tingkat global,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta saat pelepasan Ekspor Produk Cold Rolled Coil (CRC) PT Krakatau Baja Industri (KBI) ke Spanyol yang berlangsung di Cilegon, Banten, Kamis (25/9).

Dia mengatakan sebagai mother of industry, industri logam dasar memiliki peran vital dalam menopang berbagai subsektor lainnya.

Kinerja industri logam dasar juga terus menunjukkan tren peningkatan, yang terlihat pada triwulan II tahun 2025, dengan mencatatkan kontribusi sebesar 6,7 persen terhadap PDB nasional dan tumbuh double digit sebesar 14,7 persen (y-o-y).

Menurut Setia Diarta, industri baja nasional kini memiliki peranan penting dalam mendukung pembangunan infrastruktur, penguatan industri permesinan, otomotif, galangan kapal, hingga energi.

Berdasarkan data World Steel Association, Indonesia pada 2024 menempati posisi ke-14 dalam produksi crude steel dunia dengan capaian 17 juta ton, atau meningkat 98,5 persen dibandingkan tahun 2019 yang hanya berproduksi 8,5 juta ton.

“Capaian ini merupakan hasil ekspansi produksi yang semakin luas, didorong oleh permintaan global yang terus meningkat, khususnya dari sektor besi dan baja, serta keberhasilan program hilirisasi nasional yang konsisten menambah nilai produk dalam negeri,” ujarnya.

Menurur dia, industri besi dan baja memiliki peran krusial dalam memperkuat perekonomian nasional melalui penciptaan nilai tambah dan ekosistem hulu-hilir yang terintegrasi. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pelaku industri untuk terus meningkatkan kualitas produk, mengembangkan inovasi bernilai tambah tinggi, serta menerapkan proses produksi yang efisien dan ramah lingkungan, lanjutnya.

Dukungan pemerintah

Secara terpisah, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pemerintah terus berkomitmen menjaga momentum pertumbuhan industri baja nasional melalui berbagai kebijakan strategis.

Upaya strategis yang dilakukan, antara lain mengoptimalkan dukungan melalui penerapan upaya-upaya hukum trade remedies secara efektif, pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib, pemberian fasilitas Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), pengutamaan penggunaan produk dalam negeri pada proyek pemerintah, fasilitas fiskal, serta penerapan prinsip industri hijau.

“Kebijakan-kebijakan ini bertujuan memastikan adanya peningkatan kapasitas dan utilisasi produksi baja nasional secara berkesinambungan, serta memastikan produk baja dalam negeri mampu bersaing baik di pasar domestik maupun ekspor,” ungkapnya.

pasang iklan di sini