BANDUNG—Usaha konveksi di Kota Bandung hal yang biasa, yang membedakan adalah memilih spesifikasi, kreativitas dan inovasi. Kejelian ini yang kerap menjadikan orang Bandung unggul menjadi pengusaha yang punya keunikan dan menjadikan kota layak menjadi kota kreatif.
Sejak lama Rizka Ilmiyazmi Sugandi dan suaminya Anggie ingin punya usaha. Bersama dua kawan mereka, yang juga sepasang suami-istri, Rai dan Saras yang punya cita-cita yang sama mereka membangun sebuah usaha konveksi dengan modal awal Rp10 juta.
“Awalnya kami membuat produk fashion seperti sweater dan cardigan, namun setelah berapa pertimbangan kami memutuskan untuk menjual produk rajut yang masih jarang pemainnya, yaitu selimut,” ujar Rizka kepada Peluang, Selasa (24/7/2018).
Mereka mulai membangun usaha yang dikategorikan sebagai “home décor” pada Desember 2016 dengan brand Bermock. Pada awalnya mereka mencoba pasar dengan menawarkan beberapa produk ke teman mereka yang sudah mempunyai brand sendiri.
Kemudian kawan mereka itu menjual produk yang didesain Rizka dan kawan-kawannya dengan brand mereka. Ternyata respon pasar bagus.
“Akhirnya kami memutuskan memproduksi multi function blanket dan mulai berjualan secara daring (online) via instagram awal Maret 2017 dan mampu memproduksi 100 helai pada tahap awal. Omzet awal kami Rp5 juta,” ungkap perempuan kelahiran 12 Januari 1987 ini.
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan ini mengatakan brand Bermock tidak diambil dari suatu artian apapun. Kata Bermock hanya terlintas di pikiran mereka begitu saja.
“Sesaat kami memikirkan nama Bermock, ternyata unik yang tidak ada artinya namun sangat ear-catchy, dan memberikan karakter pada produk kami,” cetus Rizka.
Pada tahun pertama Tim Bermock menjual ke orang-orang terdekat, serta meminta bantuan promosi dari teman dan keluarga. Kemudian mereka mulai mengendorse mulai dari yang gratis sampai yang berbayar, memasukkan produk mereka ke beberapa toko, secara berkala mengadakan promo.
Salah satu contoh produk Bermock-Foto; Dokumentasi Pribadi.Selain melakukan pemasaran secara daring pada 2018 ini mereka sudah mulai mengikuti event-event di beberapa kota. Jaringan pemasarannya sudah mencakup seluruh indonesia dan mereka siap mengikuti sebuah event di Singapura.
Untuk menjalankan Bermock, Rizka dan kawan-kawannya mempunyai manufacture dengan sistem komputerisasi di perajinan dan sisanya manual tenaga karyawan berjumlah enam orang. Saat ini omzet Bermock mencapai Rp50 juta per bulan.
Produk Bermock dibandroll dengan harga Rp500 hingga Rp600 ribu per helai. Produk ada yang dirancang sendiri dan ada yang dirancang oleh desainer khusus
“Produk kami adalah selimut multifungsi dari bahan rajut, yaitu selain jadi selimut, bisa juga digunakan sebagai alas sofa, karpet (dengan alas tambahan yang bisa ditempelkan di bawah selimut sehingga tidak licin), bisa juga digantung menjadi hiasan dinding,” papar warga Setrasari, Bandung ini.
Rencana bisnis terdekat Bermock meluncurkan produk baru selain selimut multifungsi yang bergerak di bidang home decor, yaitu poncho yang lebih ke bidang fashion. Dan target mereka secara berkala akan mengembangkan produk-produk baru dengan benang merah yaitu semua berbahan rajut.
Contoh produk Bermock_foto: Dokumentasi Pribadi.“Mimpi kami adalah membangun bermock menjadi besar dengan masuk ke bisnis-bisnis lainnya seperti bermock hotel, bermock cafe, bermock properti dimana desain interiornya dibuat menarik dengan produk-produk bermock, dan juga ingin produk kita bisa merambah pasar internasional,” pungkas Rizka (Irvan Sjafari).