Kopwan SBW Jawa Timur menyabet penghargaan sebagai koperasi konsumen dengan volume usaha terbesar dan IT terbaik dalam ajang penganugerahan 100 Koperasi Besar Indonesia 2017.
Sejak awal didirikan pada 30 Mei 1978, Koperasi Wanita Setia Bhakti Wanita (Kopwan SBW) Jawa Timur telah menerapkan sistem tanggung renteng dalam menyalurkan pinjaman kepada anggota. Dalam pelaksanaannya, sistem ini ditunjang dengan pengawasan dan supervisi dari pengurus koperasi sehingga hasilnya optimal.
Keberhasilan pengelolaan usaha berbasis tanggung renteng bukan hanya klaim sepihak tetapi dibuktikan dengan angka kredit bermasalah yang nyaris nol persen. Padahal, anggota peminjam tidak menyertakan agunan dalam mengajukan pinjaman.
Indra Wahyuningsih Ketua Kopwan SBW Jawa Timur mengatakan, koperasi yang dipimpinnya sudah teruji dalam melaksanakan tanggung renteng, sebelum Muhammad Yunus dari Grameen Bank mempopulerkannya. “Kami sudah berpengalaman dan menjadi referensi dari banyak koperasi yang akan melaksanakan sistem tanggung renteng dalam menyalurkan pembiayaan ke anggota,” ujar Indra.
Untuk memfasilitasi koperasi yang melakukan studi banding, Kopwan SBW membentuk Unit Learning Center (LC). Unit ini seperti laboratorium bagi semua pihak yang ingin belajar pelatihan perkoperasian dengan sistem tanggung renteng dari Kopwan SBW.
Adalah Mursia Zaafril Ilyas (almh.), seorang tokoh koperasi dan mantan Sekretaris Pribadi Presiden Soekarno yang berjasa dalam mengenalkan sistem tanggung renteng di Kopwan SBW. Sejak 1977, Mursia tertarik untuk mendatangi kumpulan arisan 35 orang ibu-ibu untuk menawarkan pembentukan koperasi. Butuh kunjungan sebanyak empat-lima kali sebelum akhirnya para ibu-ibu arisan itu setuju dengan gagasan koperasi. Dari anggota 35 orang, kemudian beberapa orang mencoba membentuk kelompok baru hingga terbentuk 4 kelompok.
Kopwan SBW tetap konsisten dengan sistem tanggung renteng dalam menyalurkan pinjaman ke anggota yang berjumlah 13.389 anggota. Jumlah anggota ini terbagi dalam 446 kelompok organisasi dan 58 kelompok ekonomi.
Indra menambahkan, selain faktor teknis keberhasilan pihaknya dalam menjalankan tanggung renteng tidak lepas dari internalisasi nilai-nilai positif bagi anggota. “Kebersamaan, jujur, terbuka, saling percaya, musyawarah, disiplin dan bertanggung jawab menjadi nilai-nilai yang mendasari sikap dan perilaku anggota dari hasil penerapan sistem tanggung renteng,” ujar Indra.
Terkait kinerja, volume usaha simpan pinjam yang dikelola Kopwan SBW pada akhir 2016 mencapai Rp234,13 miliar, naik 8,73% dari 2015 Rp223,69 miliar. Sedangkan asetnya senilai Rp178,42 miliar. Selain mengelola usaha simpan pinjam, koperasi ini juga memiliki usaha swalayan yang pendapatannya mencapai Rp9,10 miliar. (drajat).