Ilustrasi-Foto: BPS
JAKARTA—-Badan Pusat Statistik mencatat pada September lalu terjadi deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,85. Dengan demikian terjadi deflasi tiga kali beruturut-turut, setelah sebelumnya deflasi dengan angka yang sama pada Agustus dan Juli di angka 0.10.
“Dengan adanya deflasi 0,05 persen pada September 2020 ini maka tingkat inflasi pada tahun kalender adalah sebesar 0,89 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun adalah 1,42 persen,” “ ujar Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (1/10/20).
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,37 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,01 persen; kelompok transportasi sebesar 0,33 persen; dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.
BPS juga mencatat, dari 90 kota IHK, 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar 0,83 persen dengan IHK sebesar 106,50 dan terendah terjadi di Bukittinggi, Jember, dan Singkawang masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 103,25; 104,64; dan 102,48.
Sementara inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,00 persen dengan IHK sebesar 104,96 dan terendah terjadi di Pekanbaru dan Pontianak masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 103,44 dan 105,50.
Sebelumnya Bank Indonesia sudah memproyeksikan, pada September Indonesia mengalami deflasi. Berdasarkan survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) pada minggu kedua September 2020, deflasi diproyeksikan sebesar 0,01% month to month (mom).