
Peluang News, Jakarta – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) sub-holding PT PLN (Persero) akan menerbitkan kredit karbon sertifikat pengurangan emisi (SPE) hingga 2 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e) di tahun ini. Dengan potensi tersebut, perseroan mengeklaim menjadi penyedia bursa karbon terbesar di Indonesia
“Tahun lalu kan hampir 1 juta ton CO2e karbon yang diperdagangkan di Bursa Karbon. Tahun ini sekitar 2 juta ton CO2e,” ungkap Direktur Management Human Capital and Administrasi PLN Nusantara Power Karyawan Aji, dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (23/4).
Ia mengungkapkan sebanyak 13 pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik perseroan yang terdaftar menjadi peserta perdagangan karbon di tahun ini. Salah satunya Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang Karang Blok 3 di Jakarta Utara, yang sudah memperoleh SPE di Indonesia.
Pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia yang masuk ke bursa karbon itu mengantongi SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton di tahun 2022.
“Ada 13 PLTU. Kami terus dukung perdagangan karbon ini karena sangat mendorong terjadinya transisi energi,” kata Karyawan.
Ia menegaskan keikutsertaan PLN NP dalam perdagangan karbon merupakan tekad untuk menjalankan transisi energi guna mencapai netralitas karbon di 2060. Menurutnya, perusahaan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) akan diuntungkan dengan adanya perdagangan karbon.
“Dari hitungan emisi itu dapat diperjualbelikan dan mendorong tambahan lain dari segi keekonomian,” ujarnya. (Aji)