Gegap gempita menyambut revolusi industri 4.0 dihadapkan pada realitas deindustrialisasi yang terus berlangsung. Penyebab utamanya adalah defisit transaksi berjalan yang semakin menganga dan minimnya dukungan SDM mumpuni. Pemerintah mengklaim sudah memiliki jurus ampuh untuk mengatasi deindustrialisasi. Klaim itu dengan sendirinya akan diuji waktu, apakah sekadar jargon atau memang serius.
Pada sisi lain, sinyal positif reindustrialisasi mulai tampak menyusul meningkatnya penyaluran kredit perbankan dalam 4 tahun terakhir. Semua pihak tentu berharap industri lokal bergairah kembali agar dapat menyerap tenaga kerja dan lepas dari jeratan middle income trap.