hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Langkah Kecil yang Berdampak Besar bagi Lingkungan

Oleh : Prof. Dr. Dita Amanah, MBA

Di tengah semakin nyata dampak krisis iklim dan degradasi lingkungan, konsep green business atau bisnis ramah lingkungan mulai mendapat perhatian lebih luas. Tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan besar, kini pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pun memiliki peran yang signifikan dalam menjaga kelestarian bumi. Dengan jumlah lebih dari 65 juta unit di Indonesia, UMKM memiliki potensi luar biasa untuk mendorong perubahan besar melalui langkah-langkah kecil namun konsisten dalam menerapkan prinsip ramah lingkungan. Green business untuk UMKM bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan dan peluang strategis di era ekonomi berkelanjutan.

Green business mengacu pada praktik bisnis yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, baik dalam proses produksi, distribusi, hingga konsumsi. Bagi UMKM, ini bisa dimulai dari hal sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilih bahan baku yang berkelanjutan, menggunakan energi terbarukan, hingga menerapkan proses produksi yang hemat air dan energi. Walaupun tantangan modal dan akses teknologi masih menjadi kendala utama, banyak UMKM di Indonesia yang telah membuktikan bahwa praktik ramah lingkungan bisa selaras dengan keberlanjutan bisnis, bahkan mampu meningkatkan daya tarik produk di pasar. Beberapa UMKM yang dapat menjadi contoh inspiratif adalah :

  1. Abe Kreasi (Semarang, Jawa Tengah). UMKM ini mengolah limbah kayu jati menjadi produk kerajinan tangan multifungsi seperti pot dan kotak tisu. Dengan desain geometris yang unik, produk Abe Kreasi tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga estetis dan bernilai jual tinggi.
  2. Bukan Plastik (Semarang, Jawa Tengah)

Didirikan pada 2020, Bukan Plastik memproduksi kantong belanja dan sedotan dari bahan alami seperti saripati ketela dan bambu. Produk mereka dapat terurai secara alami dalam waktu sekitar 6 bulan, menawarkan alternatif ramah lingkungan untuk menggantikan plastik sekali pakai.

  1. SukkhaCitta (Jakarta)

Brand fashion ini mengedepankan keberlanjutan dengan menggunakan bahan alami dan teknik pewarnaan tradisional yang ramah lingkungan. Setiap pembelian produk SukkhaCitta berkontribusi langsung pada kesejahteraan pengrajin lokal, memberdayakan komunitas dan budaya lokal.

  1. Neira Pocket (Bali)

UMKM ini mengembangkan produk dengan menggunakan teknik pewarnaan alam yang ramah lingkungan, memanfaatkan bahan-bahan alami untuk menghasilkan warna pada produk tanpa mencemari lingkungan. Inovasi ini membuat produk mereka semakin menarik bagi konsumen yang peduli pada keberlanjutan.

  1. OMBAH Indonesia (Cirebon, Jawa Barat)

Startup ini mengolah sampah organik menggunakan teknologi biokonversi maggot BSF, yang diintegrasikan dengan peternakan, perikanan, dan pertanian. Dengan skema pemberdayaan masyarakat, OMBAH Indonesia membantu mengolah sampah organik milik warga sekitar, restoran, maupun supermarket, yang kemudian hasil sampah tersebut dapat ditukarkan dengan nilai rupiah di OMBAH Indonesia.

 

Mengapa langkah kecil UMKM ini penting? Karena jika dilakukan secara masif, dampaknya bisa luar biasa. Misalnya, jika satu juta UMKM mengganti kemasan plastik dengan kemasan ramah lingkungan seperti kertas daur ulang, maka potensi pengurangan sampah plastik bisa mencapai ribuan ton per tahun. Selain itu, konsumen yang semakin sadar lingkungan juga akan lebih memilih produk yang tidak merusak alam, sehingga membuka peluang pasar baru yang loyal dan bernilai tinggi.

Pemerintah sendiri telah mendorong arah kebijakan ke pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan UMKM. Program seperti Sertifikasi Bisnis Inklusif dan inisiatif dari Kementerian Koperasi dan UKM untuk digitalisasi UMKM ramah lingkungan menjadi sinyal kuat bahwa green business bukan hanya tanggung jawab moral, tapi juga bagian dari strategi ekonomi nasional. Kolaborasi dengan lembaga non-pemerintah dan swasta juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM agar bisa memahami dan mengimplementasikan prinsip keberlanjutan dalam bisnis mereka.

Namun tentu saja, perjalanan menuju green business bagi UMKM tidak selalu mudah. Masih banyak tantangan seperti keterbatasan akses pembiayaan untuk teknologi hijau, minimnya edukasi lingkungan di kalangan pelaku usaha kecil, hingga kurangnya insentif konkret dari pemerintah. Oleh karena itu, dibutuhkan ekosistem yang mendukung, mulai dari regulasi yang berpihak, penyediaan insentif, pelatihan berkelanjutan, hingga kesadaran konsumen yang mendorong perubahan dari sisi permintaan.

Meskipun demikian, kisah sukses UMKM yang disebutkan sebelumnya, menunjukkan bahwa green business bukanlah sekadar wacana, tapi sebuah kenyataan yang bisa diwujudkan—bahkan dari skala kecil. Langkah mereka, walaupun tampak sederhana, sesungguhnya memberikan dampak besar baik bagi lingkungan maupun masa depan bisnis mereka sendiri. Mereka membuktikan bahwa menjadi ramah lingkungan tidak harus mahal atau rumit, tapi membutuhkan komitmen dan keberanian untuk berubah.

Di masa depan, UMKM yang mampu mengadopsi prinsip bisnis hijau akan memiliki posisi yang lebih kuat. Mereka bukan hanya akan bertahan, tapi juga tumbuh sebagai pionir di tengah perubahan iklim, pergeseran preferensi konsumen, dan transformasi ekonomi global. Oleh karena itu, sekarang adalah waktu terbaik bagi pelaku UMKM untuk mulai mengambil langkah kecil karena dampaknya bisa sangat besar, bukan hanya untuk lingkungan, tapi juga untuk keberlanjutan bisnis mereka sendiri.

Green business bukan lagi sekadar pilihan, tetapi kebutuhan yang mendesak bagi UMKM di Indonesia. Melalui langkah kecil seperti penggunaan bahan ramah lingkungan, pengurangan limbah, hingga inovasi daur ulang, UMKM mampu berkontribusi nyata terhadap kelestarian bumi. Keberhasilan beberapa pelaku usaha lokal membuktikan bahwa bisnis berkelanjutan bisa sejalan dengan keuntungan dan pertumbuhan. Kini saatnya lebih banyak UMKM ikut bergerak karena perubahan besar dimulai dari tindakan kecil. Dengan komitmen bersama, UMKM Indonesia dapat menjadi motor penggerak ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan di masa depan.

pasang iklan di sini