Dr. Dita Amanah, MBA
Dosen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis – Universitas Pendidikan Indonesia
Perempuan memainkan peran penting dalam sektor UMKM, yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Banyak UMKM di Indonesia dimiliki dan dioperasikan oleh perempuan, yang berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi lokal. Melalui usaha kecil dan menengah, perempuan seringkali menjadi sumber pendapatan tambahan atau utama bagi keluarga mereka, membantu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga. Perempuan banyak terlibat dalam industri kreatif, seperti kerajinan tangan, fesyen, dan kuliner. Mereka sering membawa inovasi dan kreativitas yang unik ke dalam produk dan layanan mereka, fokus pada produk ramah lingkungan, serta memberdayakan komunitas di sekitarnya melalui pelatihan dan pemberian kesempatan kerja.
Keterlibatan perempuan dalam kewirausahaan turut mengubah peran tradisional gender, meningkatkan kesetaraan gender, dan memberikan contoh positif bagi generasi muda perempuan, selain meningkatkan pemberdayaan ekonomi mereka, yang berdampak positif pada pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Dengan menjadi wirausahawan, perempuan dapat memperoleh otonomi ekonomi yang lebih besar, yang pada gilirannya meningkatkan kualitas hidup mereka dan keluarga mereka.
Data menunjukkan bahwa sekitar 64,5% dari total UMKM di Indonesia dimiliki oleh perempuan. Ini menunjukkan bahwa perempuan memainkan peran dominan dalam sektor UMKM di Indonesia. UMKM yang dimiliki oleh perempuan tersebar di seluruh Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Namun, ada konsentrasi yang lebih tinggi di daerah-daerah dengan akses yang lebih baik ke pasar dan infrastruktur. Mayoritas UMKM yang dimiliki oleh perempuan masih berada pada skala mikro dan kecil dengan modal yang relatif kecil dan tenaga kerja yang terbatas, sementara usaha skala menengah yang dimiliki oleh perempuan masih relatif sedikit dibandingkan dengan usaha mikro dan kecil.
Data menunjukkan bahwa usaha yang dimiliki oleh perempuan cenderung memiliki tingkat pendapatan dan keuntungan yang bervariasi, tergantung pada sektor dan skala usaha. Usaha di sektor industri kreatif dan jasa sering kali menunjukkan potensi keuntungan yang lebih tinggi. Sektor UMKM yang banyak ditekuni oleh Perempuan adalah perdagangan (toko kelontong, kios pasar, e-commerce), industri kreatif (kerajinan tangan, fesyen, kuliner), jasa (pendidikan, kesehatan, kecantikan, event organizer), manufaktur skala kecil (produksi makanan olahan, produk rumah tangga), pariwisata (homestay, guest house, pemandu wisata, agen perjalanan).
Beberapa contoh kisah sukses perempuan dalam UMKM di Indonesia yang dapat menginspirasi seperti Martha Tilaar yang merupakan pendiri dan pemilik Martha Tilaar Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kosmetik dan perawatan kecantikan yang menggunakan bahan-bahan alami Indonesia. Berawal dari usaha kecil di garasi rumahnya, berhasil mengembangkan bisnisnya menjadi salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia. Ia memperkenalkan produk-produk yang menggabungkan kearifan lokal dan ilmu modern, seperti Sariayu dan Biokos. Ia tidak hanya sukses dalam bisnis tetapi juga aktif dalam pemberdayaan perempuan dan pelestarian budaya Indonesia melalui yayasan dan program-program sosialnya. Selain itu, Anne Avantie juga dapat menjadi salah satu inspirasi positif bagi pengusaha mikro, kecil, menengah perempuan Indonesia. Ia adalah seorang desainer kebaya terkenal di Indonesia yang memulai usahanya dengan menjahit kebaya di rumah kontrakan kecilnya. Dengan kreativitas dan ketekunan, ia berhasil membawa kebaya ke panggung mode internasional. Kebaya rancangannya dikenakan oleh banyak tokoh terkenal dan digunakan dalam berbagai acara bergengsi. Ia juga dikenal dengan kegiatan sosialnya, seperti mendirikan Yayasan Wisma Kasih Bunda yang membantu anak-anak dengan penyakit serius.
Perempuan yang terlibat dalam UMKM di Indonesia menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang dapat menghambat pertumbuhan dan keberhasilan bisnis mereka. Diantaranya adalah kesulitan mendapatkan kredit, kurangnya pelatihan kewirausahaan, stereotip gender, terbatasnya kemitraan, akses teknologi yang terbatas, birokrasi yang rumit, keterbatasan sumber daya. Mengatasi hambatan dan tantangan ini memerlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, sektor swasta, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi perempuan wirausaha di Indonesia. Misalnya adanya kebijakan pemerintah mengenai pembiayaan khusus dan penyederhanaan birokrasi, peran LSM dan non profit dalam pelatihan keterampilan wirausaha, mentoring, akses ke jaringan bisnis, edukasi digital dan kerjasama dengan institusi pendidikan, kemitraan dengan lembaga keuangan, penelitian dan pengembangan dan sebagainya. Dengan mengimplementasikan berbagai strategi ini, maka peran perempuan dalam UMKM di Indonesia dapat ditingkatkan secara signifikan, yang pada gilirannya akan memperkuat ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan.
Pemberdayaan perempuan dalam UMKM memberikan dampak yang luas baik terhadap ekonomi maupun sosial di Indonesia. Dampak ekonomi, seperti peningkatan kontribusi terhadap PDB, pengurangan kemiskinan, kesejahteraan keluarga, penyerapan tenaga kerja, daya tarik investasi. Sementara dampak sosial, seperti pengurangan kesenjangan sosial, investasi pendidikan anak, akses kesehatan lebih baik, standar hidup lebih tinggi, keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Dengan memperhatikan dampak-dampak ini, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan perempuan dalam UMKM memiliki efek berkelanjutan yang positif terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di Indonesia. Strategi pemberdayaan ini harus terus didorong untuk mencapai pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.