hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Solusi  

27 Tahun Kinerja Sido Muncul Megap-megap

Ketidakberhasilan disebabkan oleh ketidakpercayaan orang terhadap Sido Muncul. “Seseorang bisa hebat itu 99% karena keberuntungan,” kata Irwan Hidayat. Kerja keras dilakukan ketika sudah kaya dan berhasil.

SIDO Muncul didirikan Ny. Rahkmat Sulistio pada tahun 1940. Dia seorang ibu yang mahir meracik tanaman herbal menjadi jamu. Produk pertamanya minuman masuk angin dalam bentuk godokan. Pada 1941, ia berhasil membuat ramuan Jamu Tujuh Angin yang kemudian menjadi Tolak Angin, di Yogyakarta. Pada tahun 1951, minuman masuk angin itu berubah menjadi pil yang diberi nama obat angin. Saat itulah nama Sido Muncul tercipta. Maknanya, Impian yang terwujud”.

Selama 27 tahun perusahaan yang diwariskan dari sang nenek jalan di tempat. Stagnan. Bahkan sempat terpuruk parah pada 1970. Nggak bisa bayar utang. “Yang ada cuma pabrik berukuran 700 m² termasuk untuk tempat tinggal kecil. Utang kami Rp46 juta, karena perusahaan terlalu aktif melakukan ekspansi. Penjualan jamu saat itu hanya Rp800 ribu per bulan,” ujar Irwan Hidayat, CEO Sido Muncul.

Sebuah ide muncul. Irwan berpromosi di dua radio Jakarta dengan produk jamu ramuan jamu Madura yang saat itu terkenal, pil Amor—yang kemudian bertajuk pil Pasutri. Langkah promosi ini ternyata jitu. Dalam dua bulan, omzet meroket dari Rp800 ribu jadi Rp12 juta. Utang yang Rp46 juta dapat dilunasi dalam 6 bulan.

Tahun 2004, Irwan sekali lagi dihadang kebangkrutan di depan mata. Utang perusahaan Rp160 miliar dan terus bertambah padahal dana yang dimiliki hanya Rp10 miliar. Keberuntungan serupa terulang. Pada tahun 2005, ia mencetuskan ide kreatif. Atas heboh berita Roy Marten (aktor favorit di zamannya) terciduk polisi, Irwan ‘memanfaatkan’ Anna Maria, istri Roy Marten, sebagai bintang iklan. Ide nyeleneh itu sukses melipatgandakan penghasilan Sido Muncul.

Pada tahun 2006, ia dengan jeli menjadikan Mbah Marijan, kuncen Gunung Merapi kala itu, sebagai bintang iklan. Kenaikan penghasilan dari iklan Mbah Marijan meloloskan Sido Muncul dari lilitan utang. Hebatkah ia sebagai pemilik korporasi? Apa rahasianya? “Kalau menganggap karyawan sebagai aset, itu kebangetan; tapi menganggap keluarga, juga berlebihan. Sebagai pemilik, tugas saya berlaku bijaksana dan menyayangi mereka,” tuturnya.

“Bagi saya, seseorang bisa hebat itu 99% karena keberuntungan, dan seseorang menjadi kerja keras ketika sudah kaya dan berhasil.” Pada tahun ’88, ia mulai menyadari, ketidakberhasilan ini disebabkan oleh ketidakpercayaan orang-orang terhadap Sido Muncul. Maka, “pabrik harus bagus, produk harus bagus. Hal-hal itu  dikomunikasikan ke orang-orang, agar mereka tahu dan mengerti,” katanya.

Nama Sido Muncul, salah satu pionir perusahaan jamu modern dengan lisensi standar farmasi ini, terus berkembang pesat. “Sejak tahun 1988, saya mulai membuat strategi bagaimana orang percaya dengan Sido Muncul,” ujarnya. Irwan Hidayat melakukan penelitian, mencari referensi, hingga membentuk Public Relation (PR) department. Sebuah langkah bisnis yang sungguh serius.

Tak banyak yang tahu, pada usia 21 tahun, ia menderita berbagai macam penyakit selama setahun, yakni sakit typhus, malaria, ginjal, dan gula. Berat badannya hanya saat itu hanya tersisa 40 kilogram. Masuk Desember 1967, keluar Desember tahun depannya. “Setelah sembuh, saya malah grogi menjalani hidup,” tutur dia.

Selain tajir melintir, sosok Irwan Hidayat juga terkenal dengan sisi kedermawannya. Namanya pernah masuk dalam daftar Heroes of Philantrophy atau Pahlawan Kemanusiaan Asia Pasifik pada tahun 2013. Daftar tersebut ditujukan bagi orang-orang rela memberikan uang dengan jumlah banyak untuk beramal.●

pasang iklan di sini