Berdiri sejak 1913, nama PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) tak bisa dipisahkan dengan sukses perusahaan rokok kretek terbesar di Indonesia. Perusahaan yang terkenal dengan produk rokok kretek ‘legendaris’ Dji Sam Soe ini merebut pangsa pasar sebesar 33,4% pada 2016, dan terus bergerak melalukan berbagai inovasi. Jumlah karyawannya tercatat sebanyak 29.225 orang dan lebih dari 50% atau sebanyak 19.663 orang tercatat sebagai anggota Kopkar Sampoerna. Selain itu, Sampoerna juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang secara keseluruhan memiliki sekitar 39.200 karyawan. Perusahaan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 104 kantor area penjualan di seluruh Indonesia.
Selaku perusahaan induk, diukungan terhadap pengembangan usaha koperasi patut diacungi jempol. Karena koperasi diizinkan membuka kantor di masing-masing plant HMSP. Jumlah cabang kopkar initersebar di Surabaya, Pandaan, Karawang, dan Malang. Sedangkan usahanya merambah ke berbagai sektor, mulai simpan pinjam, ritel, farmasi yang dikelola anak usaha koperasi yaitu “Potek Pradana”, hingga layanan umrah bagi anggotanya.
Yang menarik, kopkar juga diberi kesempatan untuk membeli saham Sampoerna dengan cara mengangsur, dan pada tahun 2010 saham itu telah dijual ke Phillip Morris. Tahun 2017 lalu, kopkar diberi kesempatan lagi untuk membeli saham sampoerna senilai nominal Rp 10 juta. Selain itu Kopkar boleh ikut serta menjadi vendor bagi perusahaan namun tetap diberlakukan secara profesional dan kompetitif dengan vendor lainnya.
Kinerja HMSP per kuartal III- 2017, pendapatan sebesar Rp72,29 triliun, naik 2,87% dibandingkan periode sama tahun 2016, senilai Rp 70,27 triliun. Laba perusahaan meningkat 2,82% menjadi Rp9,33 triliun dari tahun sebelumnya senilai Rp 9,08 triliun. Sementara, ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp 30,95 triliun dan total aset sebesar Rp46,54 triliun.