hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Ketua Inkopdit: Gerakan Koperasi Butuh Revitalisasi Ideologi dan Solidaritas

Peluang News, Jakarta — Ketua Pengurus Induk Koperasi Kredit Indonesia (Inkopdit), Warasabon Dominikus, menegaskan perlunya revitalisasi ideologi dalam gerakan koperasi kredit. Hal ini ia sampaikan saat membuka Open Forum dalam rangkaian Rapat Anggota Tahunan (RAT) Inkopdit Tahun Buku 2024 di Bandarlampung, Kamis (26/6).

“Saat ini terdapat krisis ideologi dalam gerakan kita. Ada ketidakseimbangan antara ideologi dan praktik bisnis. Maka perlu dilakukan revitalisasi,” tegas Warasabon yang akrab disapa Domi.

Ia mengungkapkan, gerakan Credit Union (CU) saat ini sedang menghadapi berbagai ancaman serius, termasuk kerapuhan internal dan lemahnya semangat solidaritas antaranggota.

“Saya melihat ada kerapuhan dalam gerakan CU. Kita harus jujur mengakui ini,” ujarnya.

Salah satu tantangan nyata, menurutnya, adalah persaingan dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah. Meski demikian, Domi menilai bahwa Gerakan Koperasi Kredit Indonesia (GKKI) masih memiliki peluang besar untuk mengembangkan KUR internal seperti yang telah dilakukan oleh CU Keling Kumang.

“Inisiatif seperti KUR internal dari CU Keling Kumang harus menjadi inspirasi. GKKI masih punya ruang untuk inovasi,” ujarnya menekankan.

Domi juga menyoroti lemahnya kepatuhan terhadap mekanisme audit di lingkungan koperasi kredit. Ia menyampaikan keprihatinannya karena banyak koperasi primer dan pusat koperasi tidak bersedia diaudit.

“Audit belakangan ini menjadi redup. Banyak kopdit dan puskopdit tidak mau diaudit. Ini sangat berbahaya. Mari kita lakukan refleksi bersama agar ini tidak menjadi bom waktu,” tegasnya.

Lebih lanjut, Domi menekankan bahwa solidaritas dan kebersamaan adalah kunci utama untuk menjaga kekuatan gerakan koperasi kredit di tengah dinamika yang terus berkembang, termasuk dengan munculnya kebijakan pemerintah yang membentuk Koperasi Merah Putih (KMP).

“Solidaritas dan kebersamaan adalah modal utama GKKI menghadapi dinamika perkoperasian saat ini,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia RAT Yohanes De Deo Widyastok menambahkan bahwa dalam rangkaian kegiatan tahun ini, Inkopdit turut memberikan edukasi kepada para peserta, termasuk generasi muda, dengan menggelar tiga kelas paralel sesuai dengan segmen peserta.

“Kami ingin koperasi menjadi menarik bagi kaum muda atau milenial. Karena itu kami hadirkan pembicara kompeten dari dalam dan luar negeri yang bisa menginspirasi mereka,” kata Deo.

Salah satu kelas, yakni Kelas C, secara khusus dirancang untuk anak-anak muda dengan menghadirkan pembicara muda dari Filipina dan Denmark yang membahas digitalisasi koperasi.

“Kita ajak semua peserta mengenakan pakaian adat hari ini sebagai simbol bahwa koperasi adalah ruang inklusif yang menyatukan seluruh suku, agama, ras, dan generasi,” tutupnya.

pasang iklan di sini