KMM optimistis tahun depan kinerjanya akan bertumbuh dengan menargetkan anggota sebanyak 200 ribu orang. Pemerintah diharapkan mengeluarkan kebijakan yang lebih berpihak pada gerakan koperasi.
Peningkatan kualitas layanan kepada anggota dan inovasi yang didukung digitalisasi merupakan kunci utama keberhasilan KSP Makmur Mandiri (KMM). Meski dihadapkan pada beragam tantangan, namun koperasi yang sudah beroperasi selama 15 tahun itu tetap bertaji dan mencapai pertumbuhan usaha berkelanjutan.
Tumbur Naibaho, Ketua Umum KMM mengungkapkan pihaknya mencapai kinerja yang bertumbuh positif pada tahun ini. Jumlah anggota terus bertambah yang berdampak pada penguatan modal dan pendapatan usaha. Tumbur optimistis kinerja KMM tahun depan akan semakin baik. “Kami menargetkan SHU tumbuh mencapai Rp30 miliar pada 2025,” tegas Tumbur.
Jumlah SHU tersebut naik dibanding tahun ini sekitar Rp21 miliar. Untuk mencapai target tersebut, koperasi besar berprestasi yang berpusat di Kota Bekasi itu akan berupaya menambah jumlah anggota menjadi 200 ribu orang dari saat ini sebanyak 115 ribu anggota. Dari 195 kantor cabang yang ada saat ini, ditargetkan setiap cabang mempunyai anggota lebih dari 1.000 orang.
Penambahan jumlah anggota otomatis akan memperkokoh modal sekaligus meningkatkan omzet usaha koperasi. Anggota akan diarahkan untuk tidak hanya menyimpan saja tetapi juga meminjam dana untuk membiayai usaha produktif. Nantinya, setiap manajer cabang yang tersebar di 25 provinsi didorong lebih giat mempromosikan produk-produk unggulan KMM.
Komunikasi dan sosialisasi ke setiap lapisan masyarakat juga semakin diintensifkan agar lebih banyak orang yang mengetahui eksistensi koperasi dan berharap menjadi anggota KMM. Di lain sisi, para manajer juga diimbau untuk meningkatkan pemahaman manajemen risiko sehingga dapat memitigasi potensi pinjaman bermasalah.
Dukungan anggota merupakan faktor penting dalam mengembangkan usaha soko guru ekonomi. Oleh karenanya, KMM yang didirikan pada 22 Juni 2009 oleh Tumbur dan 25 pendiri itu terus berupaya menjaga kepercayaan dan loyalitas anggota. Salah satu caranya dengan memberikan layanan berkualitas melalui digitalisasi seperti aplikasi Makmur Mandiri Mobile.
Sejak aplikasi tersebut diluncurkan kinerja koperasi menjadi lebih efektif dan efisien. Pengelola tidak perlu berkomunikasi dengan anggota secara tatap muka. Cukup dengan handphone di tangan saja lalu lintas transaksi bisa berlangsung. Kecepatan dan kemudahan layanan ini sejalan dengan kebutuhan anggota.
Untuk diketahui, awalnya KMM didirikan dengan modal gotong royong. Dari semangat ini koperasi dengan jenis usaha simpan pinjam itu terkumpul modal sebesar Rp500 juta termasuk simpanan pokok dan simpanan wajib. Alasan mendirikan koperasi, kata Tumbur, karena mereka ingin bangkit bersama dan membantu sesama atau menciptakan lapangan kerja baru yang kental dengan semangat gotong royong.
Selain melalui digitalisasi, upaya meningkatkan kualitas layanan dilakukan dengan menggelar pendidikan dan pelatihan terhadap para pengelola. Materi pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan organisasi meliputi antara lain aspek manajerial, leadership, maupun pemasaran. Melalui pelatihan ini kompetensi dan kapabilitas pengelola diyakini akan meningkat.
Tumbur menambahkan, KMM juga menggelar pendidikan perkoperasian kepada anggota. Ini sesuai dengan regulasi dan untuk meningkatkan loyalitas anggota terhadap koperasi. “Koperasi hanya akan tumbuh baik apabila anggota rajin menabung dan sekaligus juga rajin meminjam untuk usaha produktif,” ungkapnya.
Agar pelatihan kepada pengelola dan anggota berjalan efektif, koperasi dengan sederet prestasi itu mempunyai tempat representatif berupa hotel. Seluruh kegiatan pelatihan dipusatkan di hotel tersebut.
Melalui pengelolaan usaha yang profesional dan konsisten dalam melaksanakan prinsip-prinsip koperasi, KMM dipercaya oleh LPDB-KUMKM. Ini dibuktikan dengan dikucurkannya dana bergulir mencapai ratusan miliar untuk membiayaai usaha produktif anggota. Dana Bergulir ini pun telah dikelola secara prudent dan berkontribusi dalam mengangkat kinerja koperasi.
KMM merupakan sedikit dari koperasi yang berhasil mengembangkan usaha di sektor riil. Tercatat, koperasi ini menjalani usaha SPBU di Pulau Samosir dan Jawa Tengah serta perhotelan yang operasionalnya dikelola oleh Entitas Anak. Perluasan usaha ini turut menopang kinerja induk dan memperkokoh pertumbuhan berkelanjutan.
Kenalkan Koperasi di Kalangan Pelajar
Selain meningkatkan kinerja internal, kondisi eksternal seperti kebijakan pemerintah berpengaruh besar dalam mendorong pengembangan usaha koperasi. Untuk itu, kata Tumbur, diperlukan regulasi pemerintah yang berpihak. Salah satunya fleksibilitas dalam menjaring anggota dari kalangan siswa atau pelajar.
“Kami mendorong pemerintah untuk melakukan terobosan agar kalangan pelajar bisa menjadi anggota luar biasa di koperasi. Mereka dididik untuk hanya menabung saja tanpa perlu meminjam. Jika ini dilakukan, akan semakin banyak jumlah anggota koperasi di Indonesia,” tegas Tumbur.
Ada banyak manfaat yang diperoleh jika kebijakan tersebut digulirkan. Selain menambah jumlah anggota koperasi seperti target pemerintah, juga dapat membudayakan gerakan menabung. Sehingga jika pelajar ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi hingga ke universitas memiliki dana yang cukup.
Selain mendorong perluasan basis anggota, Tumbur berharap agar kebijakan pembukaan kantor cabang baru didasarkan pada jumlah anggota dan bukan jumlah uang. Ini sesuai dengan filosofi koperasi yang lebih kepada kumpulan orang daripada kumpulan modal. Pelonggaran kebijakan ini akan membuat koperasi lebih lincah dalam menjaring anggota baru.
Terkait dengan pemisahan Kementerian Koperasi dan Kementerian UMKM, Tumbur mengapresisasi. “Dengan adanya pemisahan ini maka Kementerian Koperasi dapat membantu banyak koperasi di Indonesia untuk semakin maju dan bertumbuh,” kata Tumbur.
Bukan tanpa alasan jika tokoh koperasi ini memberikan dukungan terhadap pemisahan tersebut. Saat ini jumlah koperasi sudah sangat banyak mencapai lebih dari 130 ribu koperasi. Oleh karena itu, dengan pemisahan Kementerian Koperasi akan lebih fokus dalam membina dan mengembangkan usaha koperasi.
Harapannya, dengan lebih fokus mengurusi koperasi saja, Kementerian Koperasi dapat mencegah koperasi yang merugikan masyarakat, gagal bayar, atau tutup karena berbagai sebab. Sebagai lembaga yang menyerap banyak tenaga kerja dan berkontribusi dalam menggerakan roda perekonomian sudah seharusnya koperasi naik kelas dengan pembinaan dan pengawasan yang semakin baik.(Kur)