NAMA Joinerri Kahar tiba-tiba muncul sebagai alternatif di tengah pencarian figur yang dinilai tepat untuk memimpin Koperasi Saudagar Minang Raya (KSMR). Kala itu, Sabtu 30 Maret 2019, koperasi milik urang awak di perantauan itu tengah menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Hotel Sentral Jakarta. Selain mengesahkan laporan pengurus, RAT juga mengagendakan pemilihan pengurus baru.
Nama Prof Fashbir Noor Sidin yang menjabat Ketua Umum periode awal dinilai sudah cukup untuk mengantarkan koperasi berusia tiga tahun ini solid di bidang penataan organisasi dan manajemen keuangan. Masalahnya, KSMR bukan sekadar organisasi paguyuban, koperasi dengan embel-embel ‘Saudagar’ ini dituntut mampu menyatukan visi dan misi bisnis para anggotanya yang notabene adalah kalangan pengusaha.
Maka salah satu kandidat yang dianggap pas mewakili para saudagar minang adalah Joinerri Kahar atau akrab dipanggil Joi Kahar.
“Jangan saya, klaster saya selama ini di dunia korporat yang ketat dengan keunggulan individu, kalau berkoperasi saya belum paham seluk beluknya,” sergah Joi saat didapuk menjadi orang nomor satu di KSMR. Namun suara anggota bulat memilihnya, dan Joi pun akhirnya menyetujui dengan memberi warning bahwa di bawah kepemimpinannya, KSMR bakal berlari lebih cepat sebagai badan usaha bisnis yang profesional. Kini, setelah setahun berlalu, sejumlah bisnis baru memang telah digulirkan, terutama di sektor pembiayaan bisnis anggota, seperti perumahan, peternakan hingga pembiayaan dana bergulir kepada anggota di sektor usaha mikro dan kecil. “Terobosan bisnis akan terus kita lakukan seraya kita juga pelan-pelan mengubah mindset anggota yang cenderung kurang produktif,” ujar Joi saat berbincang dengan Majalah PELUANG di kantornya nan asri di bilangan Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Berikut petikannya.
DALAM RENTANG SETAHUN KEPEMIMPINAN ANDA TAMPAKNYA BANYAK PERUBAHAN SIGNIFIKAN YANG TERJADI DI KOPERASI SAUDAGAR MINANG RAYA, TERUTAMA PERTUMBUHAN BISNIS BERBASIS PARTISIPASI ANGGOTA. TENTU BUKANNYA TANPA MASALAH. BOLEH TAHU, APA SAJA KENDALA ANDA HADAPI JELANG SETAHUN KEPEMIMPINAN DI KSMR ?
Sejak awal, saya sudah mengajak para pengurus KSMR untuk fokus pada bisnis. Koperasi ini menyandang nama besar ‘Saudagar Minang’, karenanya kita tidak boleh main-main apalagi hanya duduk di kepengurusan ini sekadar kongkow-kongkow. Karenanya, beberapa temu bisnis kita gelar dengan harapan ada bisnis yang cocok dengan anggota. Selain itu, audiensi dengan pejabat terkait, terutama Pemda Sumbar kita tingkatkan intesitasnya karena saya ingin semua pengurus KSMR dikenal dengan baik oleh para pemegang policy sehingga mereka juga layak diperhitungkan.
MASALAH ATAU KENDALA TERKAIT BISNIS YANG MENURUT ANDA MENDESAK DIBENAHI ?
Kendala yang saya hadapi justru merupakan tantangan yang harus diselesaikan. Yaitu soal citra negatif yang sering dihembuskan terhadap orang minang. Ada tudingan tidak mengenakkan bahwa urang minang itu sulit bersatu. Celakanya tudingan itu justru datang dari urang awak sendiri dan tidak disadarinya bahwa mereka yang suka menjelekan sesamanya, sebetulnya mencemooh dirinya sendiri. Di KSMR saya ingin tumbuhkan citra yang positif. Misalnya urang awak itu bersih, urang awak itu pandai.
HASILNYA ?
Semua tentu berproses. Ini soal kebudayaan dan kita akan melihat perubahan mental itu secara evolutif. Yang ingin saya tekankan kepada anggota adalah jangan sampai kita hanya menilai kemampuan orang, tetapi kita lupa akan kemampuan sendiri, mengapa tidak saling intropeksi. Kalau bisa sikap ini dipahami oleh seluruh orang Minang.
DARI SISI BISNIS KSMR TAMPAKNYA SUDAH ADA YANG BISA DIANDALKAN SEPERTI PETERNAKAN DAN PERUMAHAN. BAGAIMANA DENGAN PEMBERDAYAAN ANGGOTA YANG USAHANYA MASIH DI BAWAH RATA-RATA?
Yang bekangan ini tengah kita kembangkan adalah membantu modal kerja anggota melalui program yang kita namakan Dana Titipan Bergulir (DTB). Ini murni modal yang dihimpun dari sejumlah anggota, tanpa dividen, dan alhamdulillah dalam pelaksanaannya juga tidak ada pinjaman yang macet. Dari sekitar 100 orang yang mendapat dana tersebut, hanya satu yang mengalami kredit macet. Kini, total DTB sudah di atas Rp500 juta selama beberapa bulan. DTB ini untuk membantu masyarakat agar bebas dari jerat rentenir.
Selain itu berbagai bisnis sudah dilakukan seperti pengadaan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) yang melibatkan 98 orang anggota di luar SMR. Zakatnya masuk ke dana bergulir, sebagai pembiayaan operasional, termasuk disisihkan untuk pengelola.
KSMR juga tengah merencanakan mendirikan pabrik es di Kota Padang, dengan sasaran para nelayan. Mereka akan mendapatkan tarif rendah, karena koperasi akan mereduksi biaya.
MEKANISME MODEL APA YANG ANDA TERAPKAN DALAM MENGANGKAT USAHA KSMR ?
Kita menerapkan konsep kerja sama dengan angggota dengan sistem bagi hasil. Misalnya ada yang usaha jual beli daging, kita salurkan ke restoran yang dipunyai orang Minang, Background bisnis saya seperti pertambangan dan perkebunan, memang belum bisa dibawa masuk ke KSMR. Tapi setidaknya saya bisa menularkan semangatnya yaitu entrepreneurship ke banyak urang awak.
RENCANA ANDA KE DEPAN BERSAMA KSMR?
Waktu dipilih menjadi Ketua Pengurus baru KSMR saya ingatkan bahwa saya bersedia, tapi setelah dua tahun saya resign. Saya berharap ada kader dari kalangan muda yang bisa menjalankan KSMR. Memang hal yang tidak mudah mencari dari sekian ratus anggota. Tetapi hal ini harus dilakuan agar koperasi ini terus maju. (Irm)